Stockholm, 1 September 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
GUS DUR CS DARI KELOMPOK UNITARIS JAWA SOEKARNO COBA
HANCURKAN PERDAMAIAN DI ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
GUS
DUR PENIPU LICIK MODEL SOEKARNO MUNAFIK YANG NGAKU-NGAKU MAU DAMAI DI ACHEH
TETAPI SEBENARNYA MAU MENGHANCURKAN PERDAMAIAN DI ACHEH
"Jangan
salah pahami, kami menyatakan Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu ini karena
memang pendirian kami seperti ini" (Abdurrahman Wahid, Jakarta, Kamis 1
September 2005)
Rupanya
Abdurrahman Wahid dengan para keroconya seperti mantan Ketua DPR Akbar
Tandjung, mantan Wapres Try Sutrisno, anggota DPR/MPR dari Fraksi Partai Golkar
Marwah Daud Ibrahim, Taufik Kiemas dari PDI-P, Hariman Siregar, Wakil Ketua DPR
Muhaimin Iskandar dari PKB, Ray Rangkuti, M Jumhur Hidayat dari LSM, dan
beberapa mahasiswa dari Universitas Kristen Indonesia, seperti Novier,
melambungkan pemikiran mereka yang dibungkus dalam bentuk deklarasi Gerakan
Nusantara Bangkit Bersatu.
Kelihatan
sekali itu Abdurrahman Wahid dan para keroconya adalah bagaikan pelakon-pelakon
ondel-ondel ketoprak jawa yang melakonkan cerita mitos mbah Soekarno penipu
licik tentang RI-Jawa-Yogya yang perutnya buncit setelah melahap 15 Negara dan
Daerah bagian RIS ditambah Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat.
Nah
orang-orang pelakon ondel-ondel gombal ketoprak Jawa gaya Soekarno penipu licik
dari kelompok unitaris Jawa yang dipelopori oleh Abdurrahman Wahid yang sudah
kedodoran dan meraba-raba ini menunjukkan bagaimana sebenarnya itu Abdurrahman
Wahid dengan para keroconya yang tidak senang kalau bangsa Acheh menikmati
perdamaian, keamanan dan keadilan di Acheh dibawah lindungan Pemerintahan Acheh
yang berdaulat kedalam.
Itu
para keroco dari kelompok unitaris Jawa Soekarno dibawah Abdurrahman Wahid
adalah contoh manusia-manusia munafik yang mulut mereka bercuap mengatasnamakan
mayoritas bangsa Acheh bahwa "Mou sangat menyakitkan mayoritas rakyat Aceh
yang ingin hidup damai sejahtera, adil, demokratis, serta bermartabat dalam
bingkai NKRI".
Nah
itulah kemunafikan Abdurrahman Wahid dan para keroconya dari kelompok unitaris
Jawa Soekarno mengatasnamakan bangsa Acheh.
Mereka benar-benar budek. Mengapa
?
Bagaimana mayoritas bangsa Acheh
merasa sakit dengan ditandatanganinya
Memorandum of Understanding 15 Agustus 2005, padahal sebelum ditandatangani MoU
itu bangsa Acheh memanjatkan doa selamat untuk perdamaian ?
Hanya orang-orang budek
model Abdurrahman Wahid dan keroconya dari kelompok unitaris Jawa Soekarno yang
tidak rela melihat bangsa Acheh hidup aman dan damai dari penindasan TNI di
Acheh. Dengan ditandatanganinya MoU merupakan langkah baru bagi bangsa Acheh
menuju pintu perdamaian, keamanan dan kesejahteraan di bumi Acheh.
Abdurrahman Wahid dan para keroco
dari kelompok unitaris Jawa Soekarno adalah orang-orang yang munafik yang tidak
ingin melihat bangsa Acheh hidup aman dan damai tanpa pembunuhan yang dilakukan
oleh pasukan TNI jawa budek.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di
HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Gus Dur dkk Tolak MoU RI-GAM
Laporan
: Heru Margianto
Jakarta,
KCM
Mantan
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama sejumlah tokoh lainnya, Kamis
(1/9), di Jakarta, mendeklarasikan Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu (GNBB).
Gerakan ini menolak nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pemerintah
bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Mereka
yang mendeklarasikan GNBB antara lain Gus Dur, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung,
mantan Wapres Try Sutrisno, anggota DPR/MPR dari Fraksi Partai Golkar Marwah
Daud Ibrahim, tokoh PDI-P Taufik Kiemas, aktvis Malari Hariman Siregar dan
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar.
Mereka
berkumpul di kediaman Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, Jalan Taman Amir Hamzah,
Jakarta. Turut hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya aktivis LSM Ray
Rangkuti, M Jumhur Hidayat, dan puluhan mahasiswa.
Usai
pertemuan dan deklarasi, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Novier
membacakan pernyataan bersama GNBB. GNBB berpendapat, penandatanganan MoU
akibat dari semangat reformasi yang berlebihan dalam situasi yang tidak menentu
tahun 1999. MoU Aceh dinilai mengancam integritas Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Menurut
GNBB, persoalan Aceh sebenarnya telah diselesaikan melalui cara-cara damai dan
demokratis melalui pemberlakuan otonomi khusus. "Kami berpendapat MoU
antara Pemerintah RI dengan GAM selain melanggar UUD 1945 berikut peraturan
perundang-undangan lainnya yang memecah belah bangsa, juga sangat menyakitkan
mayoritas rakyat Aceh yang ingin hidup damai sejahtera, adil, demokratis, serta
bermartabat dalam bingkai NKRI," kata Novier.
GNBB
juga menolak segala bentuk campur tangan asing mulai dari Sabang sampai Merauke
yang berupaya memecah Indonesia serta memberi peluang gerakan separatis
lainnya.
Sementara
itu, dalam orasinya, Gus Dur menyatakan bahwa pernyataan GNBB ini tidak
dimaksudkan untuk melawan siapapun atau menjatuhkan pemerintahan yang sah. "Jangan salah
pahami kami menyatakan ini karena memang pendirian kami seperti ini,"
demikian Gus Dur.
Penulis:
Nik
http://www.kompas.com/utama/news/0509/01/133529.htm
----------