Stockholm, 11 September 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


APA ITU KOALISI SUARA MASYARAKAT ACHEH INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI ?

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

KELIHATAN SYARIFAH LATIF KIBARKAN BENDERA KOALISI SUARA MASYARAKAT ACHEH INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DI PPI INDIA

 

"Kami sebagai koalisi yang tersebut di atas dengan ini menyatakan bahwa kami tidak dapat menerima proses pengambilan keputusan yang melahirkan kesepakatan antara GAM-RI yang akan ditanda tangani pada 15 Agustus mendatang. Kami mengambil pendirian ini setelah mengamati proses perundingan dan pengambilan keputusan dalam negosiasi antara pihak GAM--yang mengklaim dirinya sebagai representative bangsa Acheh--dengan pihak Republik Indonesia." (Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi, Stockholm, 14 Agustus, 2005)

 

Ketika Ahmad Sudirman membaca pernyataan Syarifah Latif yang berbunyi: "masih ingatkah anda ketika beberapa bulan lalu, kalau tidak salah sekitar awal Juni anda pernah berdebat dengan seseorang--saya lupa namanya--yang anda mengatakan bahwa seseorang tersebut berlokasi di sekitar Malmö, Göteborg? Sebenarnya saat itu saya ingin ikut nimbrung untuk mengkoreksi bahwa yang anda tuduhkan tersebut salah adanya, namun saya malas ikut campur karena debat saat itu debat kusir dan tidak konstruktif sama sekali, malah sebaliknya." (Syarifah Latif, rifahalami@yahoo.com , 10 september 2005 18:10:55)

 

Rupanya orang yang dimaksud oleh Syarifah dengan "seseorang--saya lupa namanya--yang anda mengatakan bahwa seseorang tersebut berlokasi di sekitar Malmö, Göteborg" adalah orang yang mencatut nama Tgk di tiro dengan alamat email tgk_maat@yahoo.co.uk .

 

Tetapi celakanya, orang yang mencatut nama Tgk di tiro dengan alamat email tgk_maat@yahoo.co.uk bukan satu orang melainkan dua orang. Dimana seorang duduk didepan komputer yang ber-IP: 213.64.127.13 (sekarang telah berganti menjadi IP: 213.64.127.159) yang Ahmad Sudirman sebutkan ia duduk di  Goteborg. Dan seorang lagi duduk didepan komputer yang ber-IP: 195.252.42.4 sama seperti komputer yang dipakai Syarifah Latif ketika menanggapi Ahmad Sudirman.

 

Dimana dua orang yang mencatut nama Tgk di tiro dengan alamat email tgk_maat@yahoo.co.uk itu saling bergantian menanggapi Ahmad Sudirman dari tanggal 2 Juni sampai 11 Juni 2005. Semua hasil diskusi itu bisa dibaca kembali di  http://www.dataphone.se/~ahmad/opini.htm .

 

Nah rupanya, Syarifah Latif ini pura-pura buta, karena ia tau bahwa salah seorang yang mencatut nama Tgk di tiro dengan alamat email tgk_maat@yahoo.co.uk ada didekat Syarifah Latif sekarang dan memakai komputer yang dipakai Syarifah Latif. Buktinya, tadi malam, Minggu, 11 September 2005, pukul 00:57:17 waktu Swedia, itu orang yang mencatut nama  Tgk di tiro dengan alamat email tgk_maat@yahoo.co.uk muncul kembali dan memakai komputer yang ber-IP: 195.252.42.4 yang tujuh jam sebelumnya, itu komputer dipakai oleh Syarifah Latif untuk menanggapi Ahmad Sudirman.

 

Hanya itu orang yang mencatut nama Tgk di tiro dengan alamat email tgk_maat@yahoo.co.uk dengan komputer ber-IP: 195.252.42.4 bukan menanggapi Ahmad Sudirman, tetapi menyerbu saudara Omar Puteh dengan pukulan kuda lumping kacangnya yang berbunyi: "Li paya alias banglades menembak lagi peluru nya tingal dua satu untuk Simok yang satu lagi untuk jawa di Kayu Ara he he he"

 

Jadi, dari sini saja sudah kelihatan bahwa itu Syarifah Latif memang suka berkelit dan pura-pura bodoh.

 

Kemudian, sebagaimana yang dikatakan oleh Syarifah Latif: "Terus terang, pasca 15 Agustus ini tangan saya mulai gatal untuk mengetik di keyboard komputer ini karena tidak tahan melihat ketidak benaran kabar, kadang juga berita yang tidak ada di ada-adakan yang beredar di milist sehingga mau tidak mau terpaksa saya harus ikut turun tangan ikut campur dalam hal polemik politik Aceh yang sering di dominasi dalam milist ini." (Syarifah Latif, rifahalami@yahoo.com , 10 september 2005 18:10:55)

 

Rupanya, itu Syarifah Latif pada tanggal 16 Agustus 2005 mengibarkan bendera Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi yang dijahit di Stockholm pada tanggal 14 Agustus 2005 dan dipasang di PPI India.

 

Dimana wakil-wakil anggota  Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi itu terdiri dari Eddy Suheri, USA, Lukman Thaib, Malaysia, Harun Chaiyal Julana, Quwait, dan Teuku Asnawi Ali, USA, dibawah koordinator Husaini Hasan, Sweden.

 

Salah satu isi dari hasil cetusan wakil-wakil anggota  Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi berbunyi: "Kami sebagai koalisi yang tersebut di atas dengan ini menyatakan bahwa kami tidak dapat menerima proses pengambilan keputusan yang melahirkan kesepakatan antara GAM-RI yang akan ditanda tangani pada 15 Agustus mendatang. Kami mengambil pendirian ini setelah mengamati proses perundingan dan pengambilan keputusan dalam negosiasi antara pihak GAM--yang mengklaim dirinya sebagai representative bangsa Acheh--dengan pihak Republik Indonesia."

 

Dan wakil-wakil anggota  Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi telah menyimpulkan bahwa "Perjanjian RI-GAM tidak akan mengakhiri konflik Acheh karena bukan suatu keputusan yang lahir dengan proses yang demokratis".

 

Memang itu hak setiap bangsa Acheh untuk menerima dan menolak Memorandum of Understanding 15 Agustus 2005 Helsinki antara GAM dengan Pemerintah RI, dengan berbagai alasannya.

 

Tetapi sekarang, MoU Helsinki telah ditandatangani dan sedang berjalan, dibawah pantauan tim Acheh Monitoring Mission. Dan kita sama-sama dukung dan komit atas kesepakatan MoU Helsinki itu. Kemudian, kita akan buktikan apakah memang benar apa yang dikatakan dan disimpulkan oleh pihak Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi bahwa "Perjanjian RI-GAM tidak akan mengakhiri konflik Acheh karena bukan suatu keputusan yang lahir dengan proses yang demokratis".

 

Sekarang bangsa Acheh di Acheh sedang mendambakan perdamaian, keamanan, kejujuran, keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Perjuangan kemerdekaan tanpa didukung oleh seluruh bangsa Acheh di Acheh hanyalah fatamorgana.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

[ppiindia] Press Release The Coalition of the Voice of International Achehnese for Democracy

 

Syarifah Latif

 

Tue, 16 Aug 2005 01:40:23 –0700

 

Press Release

The agreement between GAM (the Free Acheh Movement) and RI (The Republic of Indonesia) will not end the conflicts in Acheh because The decisions made were not based on democratic processes.

 

We, the voice of International Achehnese for Democracy, who are concerned about justice and ever lasting peace in Acheh, here declare that we absolutely do not agree with the process in making decisions between GAM and the Indonesian government that is scheduled to be signed on August 15 2005 in Helsinki. We make this important decision after deep analysing of how the meeting process and the decision have been reached between GAM (who claimed them selves as the only representative of the people of Acheh) and RI on the other side.

 

Some of the facts and reasons below are clear supporting our decision:

 

The horrible Tsunami and earth quake in the last year already physically destroyed Acheh in pieces and Achehnese mentality as well. The most urgent action is to recover their life to a normal one, where in this situation it is impossible for any party/organization trying to make political decisions based on people?s aspiration. One thing that make sense, if GAM and RI sign a temporary agreement to give and allow all Achehnese components to supply in helping and constructing Acheh, also it would create a conducive condition to voluntary workers to carry out their mission. This temporary agreement may continue to solve the political problem of Acheh when normal life has return.

 

2.From the beginning up to decision was made, GAM has neither asked nor consulted with the representatives of all elements of the people of Acheh (intellectual and civil society) openly. In fact, Sweden-based Olof Palme Foundation has invited and arranged the meetings both in Stockholm and Kuala Lumpur but without fulfilling the democratic values. The reason is the participants are all around GAM?s circle. Meanwhile, the genuine independent civil society is not included and out of the arena without any clear explanation.

 

3.The GAM ? RI agreement will reflect the end of the demand of the people of Acheh for independence or self-determination.  In this case, we do have no reason to believe a group can make such a big decision without fully addressing the aspirations of the Achehnese through a transparent, open and democratic process.

 

It is necessary to clarify that this statement is not a denial of the peaceful and reconstruction process in Acheh. In fact, we want the eternal-lasting peace and the reconstruction process be going on. We are concerned that, if the conducts of meeting and making political decisions without democratic processes will only result a fake peace in Acheh that had already happened before.  Based on that reason, we deeply concern about the need for a democratic principle, justice and dignity. These are the basis to build Acheh in the future.

 

Stockholm, 14 August 2005

 

For and behalf of coalition

Dr Husaini Hasan

E-mail: [email protected]

 

The Coalition of the Voice of International Achehnese for Democracy:

1.Eddy Suheri, USA, E-mail: [email protected]

2.Dr. Lukman Thaib, Malaysia, E-mail: [email protected]

3.Ir. Harun Chaiyal Julana, Quwait, E-mail: [email protected]

4.Ir. Teuku Asnawi Ali, USA, E-mail: [email protected]

 

M Suryadi <[email protected]> wrote:

Press Release

 

Perjanjian RI-GAM tidak akan mengakhiri konflik Acheh karena bukan suatu keputusan yang lahir dengan proses yang demokratis

 

Kami sebagai koalisi yang tersebut di atas dengan ini menyatakan bahwa kami tidak dapat menerima proses pengambilan keputusan yang melahirkan kesepakatan antara GAM-RI yang akan ditanda tangani pada 15 August Mendatang. Kami mengambil pendirian ini setelah mengamati proses perundingan dan pengambilan keputusan dalam negosiasi antara pihak GAM--yang mengklaim dirinya sebagai representative bangsa Acheh--dengan pihak Republik Indonesia.

 

Bahwa keputusan tersebut kami putuskan didukung oleh alasan dan fakta yang tercantum di bawah ini:

 

Peristiwa bencana gempa bumi dan tsunami akhir tahun lalu telah menghancurkan fisik dan mental majority rakyat Acheh. Tuntutan yang mendesak bagi mereka adalah membangun kembali kehidupan pada tahap normal. Jadi dalam keadaan seperti ini sangat tidak memungkinkan bagi pihak manapun untuk membuat suatu keputusan politik yang berbasis pada aspirasi rakyat. Adalah suatu hal yang logis sekiranya GAM-RI menandatangi perjanjian perdamaian yang bersifat sementara untuk memberi kesempatan kepada semua pihak dalam menyalurkan bantuan dan melakukan proses rekonstruksi di Acheh, sekaligus memberi rasa aman kepada pekerja kemanusian yang menjalankan misinya di Acheh. Perjanjian sementara itu dapat dilanjutkan untuk mencari penyelesaian politik setelah rakyat Acheh kembali kepada kehidupan normalnya.

 

Pihak GAM sejak bermula perundingan sampai pada tahap pengambilan keputusan tidak pernah berkonsultasi secara terbuka dengan perwakilan dari setiap komponen rakyat Acheh ataupun perwakilan intelektual dan civil society. Bahwa pertemuan antara GAM dengan civil society Acheh yang disponsori oleh Olof Palme Foundation di Stockholm maupun pertemuan yang terjadi di Kuala Lumpur adalah tidak memenuhi unsur-unsur demokrasi. Ini dikarenakan perwakilan civil society yang hadir adalah pihak-pihak yang punya kaitan dengan GAM, sementara banyak perwakilan civil society yang murni independent tidak dilibatkan, dan malah dikesampingkan oleh GAM dengan alasan-alasan tertentu.

 

Perjanjian antara GAM-RI ini memberi kesan bahwa keinginan rakyat Acheh untuk sebuah kemerdekaan atau self-determination telah berakhir. Dalam hal ini kami tidak percaya bahwa sebuah kelompok dapat membuat keputusan menyangkut kehendak rakyat Acheh tanpa melalui sebuah proses penyaluran aspirasi yang transparan, terbuka dan demokratis.

 

Perlu kami tegaskan, bahwa pernyataan ini bukanlah sikap yang mengingkari perdamaian dan proses rekonstruksi di Acheh. Justru karena kami menginginkan perdamaian yang fundamental dan abadi dan proses rekonstuksi berjalan secara sempurna, maka kami risau jika proses perundingan dan pengambilan keputusan politik yang tidak melalui proses demokrasi hanya akan melahirkan perdamaian yang semu di Acheh, seperti yang pernah terjadi sebelumnya dalam setiap penyelesaian politik yang dipaksakan antara Acheh dan Indonesia. Atas dasar ini, kami menekankan bahwa perlunya prinsip demokrasi, keadilan dan kemanusiaan yang kami yakini bersama sebagai asas untuk membangun Acheh di masa depan.

 

Stockholm, 14 Agustus, 2005

 

Untuk dan Atas Nama Koalisi

DR. Husaini Hasan, Sweden

E-mail: [email protected]

 

Koalisi Suara Masyarakat Acheh Internasional untuk Demokrasi adalah:

 

Eddy Suheri, USA, E-mail: [email protected]

Dr. Lukman Thaib, Malaysia, E-mail: [email protected]

Ir. Harun Chaiyal Julana, Quwait, E-mail: [email protected]

Ir. Teuku Asnawi Ali, USA, E-mail: [email protected]

 

http://www.mail-archive.com/ppiindia@yahoogroups.com/msg27268.html

----------