Helsinki,
21 Januari 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
PEMERINTAH RI HARUS TETAP KOMITMEN
DENGAN MOU DAN AMM TETAP MEMANTAU PROSES PERUBAHAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
Malik Mahmud
Helsinki - FINLANDIA.
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA HARUS TETAP KOMITMEN DENGAN MOU DAN MISI MONITORING ACHEH TETAP
MEMANTAU PROSES PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SAMPAI TERLAKSANA UU
BARU.
Yang terhormat Presiden
Martti Ahtisaari, Wakil Presiden Jusuf Kalla, para tetamu dan saudara-saudara
sekalian.
Terlebih dahulu saya menyampaikan
salam dari Pimpinan Tertinggi GAM Teungku Hasan di Tiro yang tidak
berkesempatan hadir dalam pertemuan di tempat bersejarah ini.
Atas nama bangsa Acheh, Teungku
Hasan di Tiro dan seluruh anggota GAM di Acheh dan dimana saja berada, saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada Presiden Martti Ahtisaari beserta Staf
Crisis Management Initiative dan Pemerintah Finlandia yang telah berusaha keras
untuk mencapai kesepakatan perdamaian yang menyeluruh, berkelanjutan dan
bermartabat bagi semua pihak sejak musim dingin tahun 2005.
Ucapan terimakasih saya sampaikan
kepada pihak Pemerintah Republik Indonesia yang sampai sekarang tetap komitmen
dengan isi Nota Kesepahaman Helsinki. Untuk itu saya menghargai kebijaksanaan
dan tekad baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla.
Saya juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada Pimpinan Urusan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa Javier
Solana atas dukungan penuhnya terhadap kami dan juga kepada Ketua Tim Misi
Monitoring Acheh Pieter Cornelis Feith beserta Staf dari negara-negara anggota
Uni Eropa, ASEAN, Norwegia dan Swiss yang telah berhasil memantau dan
menjalankan sebahagian dari isi Nota Kesepahaman Helsinki sehingga sampai detik
ini perdamaian tersebut dapat terus terpelihara di Acheh.
Pada kesempatan ini, tidak lupa
pula saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Sekretaris Jendral PBB Kofi
Annan, pemerintah Amerika Serikat, Jepang, Swiss, Norwegia dan lain lain yang
sebelumnya telah berusaha keras untuk membantu mencari jalan terbaik untuk
menyelesaikan konflik Acheh secara damai.
Terakhir sekali saya menyatakan
penghargaan yang tak terhingga kepada seluruh bangsa Acheh di dalam dan di luar
negeri yang telah mendukung dan membantu dengan sepenuh keteguhan dan kesabaran
dalam usaha terciptanya perdamaian dan keamanan di bumi Acheh.
Sesuai dengan isi Nota Kesepahaman
Helsinki, GAM telah merubah institusi Tentara Negara Acheh (TNA) dari militer
menjadi sipil. Dengan ini, GAM beserta seluruh bangsa Acheh menitik beratkan
perjuangannya kearah sistem yang membawa aspirasi seluruh bangsa Acheh melalui
perangkat politik dalam usaha memelihara perdamaian, keamanan dan kebebasan
dengan cara yang adil, jujur, dan bermartabat bagi semuanya.
Tentu saja, perdamaian yang masih
berusia muda ini harus dipelihara dan juga harus diawasi oleh semua pihak dari
gangguan pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan perdamaian dan keamanan
tercipta di Acheh.
Berdasarkan alasan ini, saya
mengharapkan pertama sekali agar pihak Pemerintah Republik Indonesia tetap
komitmen dengan apa yang telah disepakati dalam Nota Kesepahaman Helsinki,
terutama dalam hal menciptakan kondisi politik dan hukum melalui undang-undang
baru tentang penyelenggaraan pemerintahan Acheh. Kedua, saya meminta kepada
pihak Misi Monitoring Acheh agar tetap menjalankan tugas pemantauan proses
perubahan peraturan perundang-undangan sampai undang-undang baru tersebut
benar-benar terlaksana di Acheh dan selanjutnya memantau semua proses
perdamaian di Acheh seperti yang tercantum dalam Nota Kesepahaman Helsinki.
Tanpa dukungan dan bantuan yang
sangat berharga dari semua pihak khususnya dari Misi Monitoring Acheh (AMM),
maka perdamaian di bumi Acheh tidak mungkin akan tercipta dan terlaksana
sebagaimana dikehendaki oleh semua pihak.
Sekian
dan terima kasih.
Malik
Mahmud
Pimpinan
GAM
----------