Sandnes, 14 Februari 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


NAJIB, ITU HINDUNESIA JAWA BUKAN MEMBANTU RAKYAT ACHEH, TETAPI HANYA INGIN TERUS MENGURUNG NEGERI ACHEH.

Ali Al Asytar

Sandnes - NORWEGIA.



NAJIB, BAGI HINDUNESIA JAWA YANG PENTING NEGERI ACHEH ADA DALAM KURUNGAN, BUKAN MAU MEMBANTU BANGSA DAN RAKYAT ACHEH.

 

Najib menulis: "Apakah ustad takut pulang? Takut hanya kepada Allah, Ustad.  Apakah ustad takut kelaparan di Acheh? Itu adalah kehidupan kami sehari-hari ustad. Pemerintah RI Jawa bangsat yang menjajah Acheh, tapi mereka bahu membahu dengan kami di Acheh membantu korban Tsunami. Membantu anak-anak sehingga bisa sekolah. Membantu mengumpulkan donor dan dana dari seluruh bangsa dan suku di Indonesia tanpa melihat agama dan ras. Ustad sebagai yang tahu agama, sangat saya sayangkan hanya punya kemampuan menghujat dan mengkritik. Kami bangsa Acheh di Acheh untuk saat ini tidak memerlukan itu ustad. Ustad sibuk mencocokkan isi MoU Helsinki dengan Langkah-langkah Pemerintah RI. Ingat ustad, MoU Helsinki bukan mewakili bangsa Acheh. Bangsa Acheh tersebar diseluruh wilayah dan di Acheh jumlahnya jutaan. Perdana Menteri dan Menlu GAM bukanlah orang Acheh ustad, ia adalah warga asing dan lahir juga di wilayah asing. JAdi kami tidak menerima bahwa segelintir orang seperti mereka menkleim mewakili kami semua bangsa Acheh. KArena itu, yang kami butuhkan sekarang bukanlah kekuasaan, jabatan dan harta dunia lainnya. Tapi yang kami perlukan adalah ketenangan untuk beribadah kepada Allah swt, anak-anak kami bisa sekolah dan kami mencari rezeki halal bisa dengan tenang. Berhentilah ustad untuk selalu mengatas namakan bangsa Acheh" (tgk_najib,  tgk_najib@yahoo.com , 29 januari 2006)

 

Coba perhatikan sekali lagi apa yang ditulis Najib diatas itu: "Pemerintah RI Jawa bangsat yang menjajah Acheh, tapi mereka bahu membahu dengan kami di Acheh membantu korban Tsunami. Membantu anak-anak sehingga bisa sekolah. Membantu mengumpulkan donor dan dana dari seluruh bangsa dan suku di Indonesia tanpa melihat agama dan ras."

 

Nah, disatu sisi dia mengakui bangsatnya Hindunesia Jawa sebagai penjajah namun disisi yang lain dia percaya bahwa Hindunesia itu bantu-membantu terhadap korban tsunami. Betapa munafiqnya ini orang. Andaikata Hindunesia Jawa itu benar membantu para korban tsunami takkanlah mayat-mayat itu sampai membusuk lalu dibakar kemudiannya, Najib ? Andaikata mereka benar-benar membantu takkanlah bermacam kasus terjadi saat-saat rakyat jelata mengalami musibah seperti itu (baca kasus keracunan akibat makan mie yang terkontaminasi dengan mayat). Andaikata mereka benar-benar membantu, takkanlah sampai hari ini para musibah masih tinggal di tenda-tenda.

 

Para hipokrit Hindunesia Jawa dan penjilat-penjilat seperti anda membuat provokasi lagi bahwa orang-orang asing di Acheh menjalankan misi pemurtadan terhadap orang Acheh. Mereka tau persis bahwa tidak ada jalan lain untuk mengusir orang - orang asing itu kecuali dengan cara yang hipokrit itu. Para hipokrit Hindunesia Jawa itu tidak ingin orang asing berada di Acheh sebab mereka khawatir akan menyaksikan kebiadaban mereka di tanah Rencong.

 

Kami tau persis tidak dengan cara sebodoh itu orang Eropa menukar agama orang lain dengan agama mereka. Mereka senantiasa menampakkan aplikasi yang baik sehingga orang lain tertarik kepada agama mereka dan kami orang Islampun harus membuat hal yang sama, sebab Allah sudah duluan mengatakan "La ikraha fiddin". Jadi pihak manapun yang memaksa untuk masuk agama mereka sesungguhnya merupakan perbuatan orang yang "konyol". Kamipun yakin bahwa orang-orang Acheh yang sadar tidak semudah itu menukar agama nya.

 

Dalam hal ini orang-orang yang mampu berfikir dapat belajar ke Iran, dimana dulu penguasa dhalim mengapli kasikan Islam secara salah kaprah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Akibatnya banyak sekali pemuda-pemuda Iran yang menjadi Atheis. Namu lihatlah kemudiannya ketika DR Ali Syari'ati mampu mendefinisikan kembali apa itu sesungguhnya Islam. Pemuda-pemuda tersebut kembali kepangkuan Islam dan bersatu padu untuk menumbangkan kedhaliman Shah Palevi dan antek-anteknya.

 

Demikian juga kalau ada orang yang mau menukar agamanya disebabkan penjajah Hindunesia- Jawa yang telah mengaplikasikan Islam secara amburadur dengan Pancasila alias "Puncasilap". Mereka tidak mampu lagi untuk berfikir bagaimana Islam yang sesungguhnya. Disangkanya Islam itu sebagaimana yang diaplikasikan oleh "ICMI". Namun mereka juga melihat kok ICMI itu berbaur dengan Pancasila.

 

Yang nampak mereka lihat Qur-an ditempatkan  dibawah Pancasila. Betapa hebatnya Berhala Pancasila itu, he he. Sampai-sampai ada orang jawa di medan internet itu memperingatkan kepada Megawati bahwa Pancasila itu dulu sakti, namun sekarang tidak sakti lagi, he he he. Jadi sesungguhnya mereka tidak mengerti 'Aqidah Islam serta sejauh mana konsepsi Islam mengenai negara dan bangsa.

 

Lihat pula bagaimana sepak terjang orang-orang Hizbut Tahrir, Hidayatullah dan "Muhammaddiah" di Hindunesia senantiasa bersatupadu dalam system yang taghuti itu. Mereka tak berdaya untuk melepaskan diri, sebaliknya larut dalam kemunafikannya. Lalu lihat lagi bagaimana sepak terjang MUI mengeluarkan fatwa, sementara mereka sendiri berfungsi sebagai perusak Islam, tidak sadarkah ?

 

Lihat lagi bagaimana cara orang-orang munafiq yang bersekongkol dalam System thaghut pancasila menghadapi issue Karikatur kartunis. Mereka demikian kalapnya bagaikan cacing kepanasan. Mereka tak mampu menghadapinya dengan kepala dingin. Lihatlah bagaimana orang-orang Islam di Republik Islam Iran menghadapinya. Karikatur dilawan dengan karikatur kenapa musti kalap.

 

Najib.

Kalau kamu katakan sombong, saya dapat menerimanya dengan lapang dada semoga kamu juga dapat menerima kalau ku katakan kamu lebih sombong dari saya.

 

Najib.

Mana lebih baik orang yang sombong dalam membela kaum dhu'afa dengan orang yang tidak sombong tapi berjingkrak-jingkrak dalam ketiak tuannya yang dhalim untuk membelanya mati-matian, untuk itu mereka mendapat sedekah alias gaji sebagai jerih payahnya – bagaikan Bal'am Blour mendapat jaminan hidup dari Fir'aun (baca kisah Fir'aun, Karun, Hamman dan Bal'am dalam Al Qur-an)

 

Najib.

Seorang TNI berlagak sombong didepan seorang TNA dalam jarak yang lumayan: "Majulah kemari biar kupisahkan nyawamu dengan badan". Lalu TNA itu membalasnya: "Kemarilah hai pa-i biar kukirim engkau keneraka". Sebelum kamu menjawabnya siapa yang pantas menyombongkan diri dalam kasus diatas perlu kamu pahami bahwa TNI berperang untuk mendapatkan gaji dari tuannya yang dhalim sedangkan TNA berperang untuk membela diri dan bangsanya dari penjajahan Hindunesia - Jawa.

 

Najib.

Dengan melihat nama kamu saja orang-orang yang mampu berfikir dapat memahami bahwa andalah yang begitu sombong membubuhi kata "Tgk" di depan nama anda. Ini menandakan teungku palsu. Teungku yang sesungguhnya pantang menyebutkan dirinya sebagai teungku. Justru orang-orang lainlah yang mengelarinya sebagai Teungku. Sebagai contoh Ustaz Ahmad Sudirman. Kapan pernah dia menyebutkan dirinya sebagai Ustaz. Dia selalu menulis hanya nama saja. Ini menandakan bahwa dia itu benar-benar Ustaz, dimana kita patut berguru kepadanya.

 

Saya kira sudah cukup semoga orang-orang seperti anda tetap berada pada posisi seperti itu dan saya yakin anda sudah mendarah daging dalam ketiak kedhaliman sehingga sepertinya mustahil untuk menyadarinya. Tanggapan anda itu baru sekarang terlihat kembali setelah kehapusan. Alhamdulillah saya sempat menembaknya melalui medan internet ini.

 

Billahi fi sabililhaq

 

Ali Al Asytar, Acheh

 

alasytar_acheh@yahoo.com

Sandnes, Norwegia.

----------

 

From: Tgk Najib tgk_najib@yahoo.com

Date: 31 januari 2006 15:46:48

To: PPDi@yahoogroups.com

Subject: «PPDi» Sungguh angkuh dan sombong Saudara Kita Yang Menyebut Diri "Ali Al Asytrar"

 

Saudara ku Ali Al Asytrar:

 

Betapa angkuh dan sombongnya anda di bumi Allah ini. Anda menyebut seakan-akan hanya orang Acheh lah yang berhak hidup di Acheh. Acheh adalah bumi Allah. Milik Allah dan siapapun hambaNya bisa hidup di bumi Allah. Allah hanyalah menakdirkan Anda, Saya, dan Saudara kita yang lain untuk lahir, besar, dan tumbuh di bumi Allah yang nama nya Acheh. Kemudian dengan kesombongan manusia seperti Anda ini, menganggap bahwa hanya orang Acheh seperti anda lah yang hanya berhak hidup di bumi Acheh itu.

 

Tahukah Anda wahai Ali Al Asytrar, dari manakah asal nenek moyang anda dahulu. Nenek moyang anda dan saya serta saudara ku yang lain, mungkin berasal dari Asia Utara yang namanya China atau mungkin juga berasal dari India, Arab, atau mungkin Europe. Karena itulah bumi diujung utara pulau Sumatera itu di sebut ACHEH (Arab, CHina, Europe, Hindunesia) semenjak dahulunya. Anda mencaci ethnis Hindunesia wahai Ali Al Asytrar.

 

Ketahui lah wahai Ali Al Asytrar, Etnis Hindunesia adalah bagian dari masyarakat Acheh. Sama halnya dengan ethnis yang lain yang sejak dahulu kala sudah hidup dan besar di Acheh. Apakah anda seorang muslim wahai Ali Al Asytrar. Apakah dalam kemusliman Anda diajarkan sifat keangkuhan di bumi Acheh yang bukan milik anda itu. Tapi ia adalah milik Allah.

 

Perjuangan untuk kehidupan manusia di bumi Acheh adalah penting. Siapapun mengakui itu. Dan setiap manusia yang pernah hidup atau bagian dari bumi Acheh, wajib hukumnya untuk membela bumi Acheh. Anda ternyata seperti katak dibawah tempurung wahai Ali Al Asytrar.

 

Anda hidup di negara pemerintahan orang kafir sana. Setiap hari anda bisa makan. Apakah Anda belum melihat anak-anak kecil Acheh yang kehabisan airmata? Semua keluarga nya mati karena Tsunami dan....jumlah mereka ribuan. Anda biarkan manusia penerus Acheh mati kelaparan dan anda sibuk dengan Politik KATAK DIBAWAH TEMPURUNG ANDA.

 

Orang seperti anda ini adalah orang Acheh yang pengecut. Berani bicara melalui media tidak bertuan. Saya juga tidak yakin dengan nama anda Ali Al Asytrar. Kenapa? Sangat jelas bahwa anda sendiri menyembunyikan identitas anda. ITULAH bukti bahwa ANDA adalah orang ACHEH yang pengecut.

 

Saya sampaikan ke Ustad Ahmad Sudirman, yang intinya adalah:

Bahwa Ustad Ahmad Sudirman itu akan jauh lebih bermanfaat bagi kemajuan ACHEH kedepan jika ia melibatkan diri langsung dalam membangun sendi-sendi Pemerintahan Acheh. Jelasnya, orang seperti ustad itu bergabung di Acheh dengan tokoh lain dalam menyusun sendi-sendi PA.

 

Wahai Ali Al Asytrar,

Tahukah anda, negeri tempat saya menetap (Singapura) bersama rakyat nya menyumbang jutaan dolar untuk bangsa Acheh secara langsung. Bukan melalui Pemerintah Jawa penjajah bangsat itu. Ini adalah bukti nyata usaha orang Acheh yang ada di Singapura.

 

Tahukah Anda wahai Ali Al Asytrar

Melalui dana itu, telah dibangun kembali tempat tinggal, sekolah, panti asuhan, sumur air minum dan fasilitas lainnya. Dengan bantuan itu pula mereka makan dan minum serta sekolah.

 

Tahukah Anda wahai Ali Al Asytrar

Masih ribuan lagi rakyat Acheh yang memerlukan bantuan. Masih ribuan lagi anak-anak Acheh yang terancam berhenti sekolah.

 

KARENA ITULAH, MAKA YANG DIPERLUKAN SEKARANG DI ACHEH ADALAH SEPERTI YANG SUDAH SAYA KATAKAN SEBELUMNYA. KALAU ANDA INGIN MEMBANTU ACHEH MELALUI JALUR POLITIK, MAKA PULANGLAH KE ACHEH DAN BANGUN MELALUI JALUR POLITIK. IKUTLAH MENJADI BAGIAN DALAM MENYUSUN UU PA ATAU IKUT DALAM PEMBANGUNAN LAINNYA. KENAPA ANDA TIDAK BISA IKUT? ATAUKAH ANDA TAKUT KETAHUAN BELANG ANDA SEBENARNYA OLEH BANGSA ACHEH?

 

Jadi ingatlah wahai Ali Al Asytrar.

Taubatlah anda sebelum mati atas kesombongan anda. Tobatlah anda sebelum anda mati yang telah menghina etnis Hindunesia karena etnis itu adalah bagian dari rakyat Acheh. Taubatlah anda sebelum anda mati yang hanya berfikir politik diatas segalanya. Memantapkan politik di Acheh berdasarkan MoU Helsinki mungkin memerlukan waktu 1-2 tahun atau mungkin lebih. Lalu, selama politik PA belum selesai, anda akan kasih rakyat Acheh makan dengan apa, hai Ali Al Asytrar. Fastabiqul Khairaat.

 

Tgk Najib

----------

 

From: Ali Al Asytar alasytar_acheh@yahoo.com

Date: 30 januari 2006 17:36:52

To: PPDi@yahoogroups.com, Lantak@yahoogroups.com, fundamentalis@yahoogroups.com, acehkita@yahoogroups.com, PPDI@yahoogroups.com, oposisi-list@yahoogroups.com, mimbarbebas@egroups.com, politikmahasiswa@yahoogroups.com, kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com, achehnews@yahoogroups.com

Subject: [OPOSISI] Re: «PPDi» Ustad Ahmad Sudirman Diminta Pulang Membangun Acheh

 

Ternyata anda termasuk salah seorang yang belum sadar alias kloprip.

 

(Kami yang ada di Acheh, saat ini bukan kritikan yang kami perlukan, tapi adalah tindakan/aksi nyata agar kami setiap hari bisa makan, agar anak-anak kami setiap hari sekolah, dan agar setiap hari ekonomi di Acheh bisa berjalan.)

 

Demikianlah diantara beberapa artikel yang sunguh sangat menyebalkan dari yang menamakan diri "tgk Najib".

 

Tkg Najib mengatakan tidak memerlukan kritik. Sebaliknya yang dia perlukan adalah makan, sekolah dan ekonomi bisa berjalan di Acheh. Betapa lugunya ini orang. Dia ini berfikir seperti orang Acheh yang bekerja sebagai pegawai Hindunesia. Mereka senang makan gaji yang tidak cukup tapi lebih dari cukup dengan melakukan korupsi.

 

Tidakkah anda berfikir ! Bagaimana mungkin ekonomi Acheh bisa berjalan dengan baik selagi system penjajahan masih berjalan di Acheh ? Bukan saja di Acheh tapi juga di seluruh daerah jajahannya yang lain takpernah berjalan dengan benar ekonominya. Hal ini dapat kita saksikan sejak berkuasanya raja koruptor (Suharto) sampai sekarang ini, rakyat tetap hidup menderita. Yang hidup mewah hanya segelintir orang yang menguasai ekonomi negara dengan jalan korupsi dan juga orang-orang yang bersedia diperbudak dengan berbagai dimensi perbudakan. Mereka itulah yang berjingkrak-jingkrak di medan internet ini untuk membela mati-matian yang mungkinb termasuk anda didalamnya.

 

Kalau anda ingin ekonomi Acheh dapat berjalan dengan baik justru anda harus berterima kasih banyak kepada Ustaz Ahmad Sudirman, kenapa ? Sebab untuk memperbaiki ekonomi suatu bangsa justru Systemnya duluan yang harus diperbaiki. Kenyataannya Ustaz Ahmad Sudirman mampu mengkritik secara konstruktiv atas konsep siapapun yang berlawanan dengan MOU Helsinki. Mou Helsinki adalah dasar (tempat berpijak)untuk memperbaiki System di Acheh.

 

Nah, kalau systemnya sudah baik barulah baiknya ekonomo rakyat, bukan hanya ekonomo orang-orang yang bekerja dipemerintahan saja. Sungguh lucu sekali kalau anda hanya memikirkan soal makan buat anak anda saja. Demikian juga mengenai pendidikannya, ternyata anda belum mengerti akan hakikat pendidikan itu. Semua pendidikan di Acheh sebelumnya berlandaskan Pancasila alias PUNCASILAP. Disitulah punca silapnya orang-orang Hindunesia dan orang-orang Acheh yang belum sadar.

 

Sungguh banyak sekali kekeliruan anda ditulisan ini, namun saya kira cukup sekian saja buat kali ini. setelah tulisan anda saya baca seluruhnya ternyata anda keliru 180 derajat dan anda termasuk orang Acheh yang mudah diperbudak orang lain alias lugu dan kloprip

 

Billahi fi sabililhaq

 

Ali Al Asytrar, Acheh

Stavanger, Norwegia

----------