Stockholm,
24 Februari 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
ABDURRAHMAN WAHID ALIAS GUS DUR
DENGAN PECUT PANCASILA-NYA KEHABISAN AKAL UNTUK TERUS MENDEKAP ACHEH.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
SAMBIL
TERGOPOH-GOPOH ITU ABDURRAHMAN WAHID ALIAS GUS DUR DENGAN PECUT PANCASILA-NYA
KEHABISAN AKAL UNTUK TERUS MENDEKAP ACHEH.
"Saya
hanya ingin ingatkan anggota DPR dari F-KB, mereka terikat dengan putusan
selama ini untuk tidak mau menerima kemerdekaan Aceh. Karena itu, segala
kemungkinan harus dihilangkan. Ini perjuangan kita. Berhasil atau tidaknya, kita lihat nanti"
(Abdurrahman Wahid, konferensi pers di Kantor PB Nahdlatul Ulama, Jakarta,
Sabtu 18 Februari 2006)
Inilah Abdurrahman
Wahid alias Gus Dur salah seorang pengikut kelompok unitaris RI-Jawa-Yoga-nya
Soekarno yang ketika masih menduduki jabatan kursi presiden RI
melengking-lengking menyuarakan perdamaian di Acheh. Tetapi setelah perdamaian
terlaksana di Acheh dengan telah disepakatinya MoU Helsinki pada tanggal 15
Agustus 2005, mulailah kelihatan belangnya,
dimana ternyata baju yang dipakai oleh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur
bukan baju yang bermerek dan memancarkan keinginan di Acheh aman, damai, bebas
dan bermartabat bagi semua pihak, melainkan ingin menghancurkan perdamaian,
keamanan dan kebebasan menyeluruh bagi bangsa dan seluruh rakyat Acheh di
Acheh.
Dan memang
kelihatan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih tetap dalam mimpinya bahwa
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya akan terus mendominasi bangsa dan rakyat
yang memperjuangkan hak-hak bangsanya, terutama hak-hak yan telah dijalankan
oleh bangsa-bangsa yang ada di nusantara ini ketika membangun Negara Federasi
dibawah Negara Republik Indonesia Serikat yang terdiri dari 16 negara bagian,
termasuk didalamnya Negara RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.
Jadi, sebenarnya
yang ingin terus dipertahankan oleh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur adalah
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya hasil jelmaan dari 15 Negara Bagian RIS
ditambah Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat.
Nah, kelompok
unitaris inilah yang sebenarnya yang menjadi sumber dari keruntuhan dan
berserakannya bangsa-bangsa yang ada di nusantara ini yang telah dipaksa untuk
masuk kedalam unitaris Jawa dibawah RI-Jawa-Yogya-nya dengan ikatan pancasila
hasil kutak-katik Soekarno dengan Panitia Sembilan dan PPKI-nya ditambah dengan
tali buhul bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular dengan Majaphit-hindu-nya.
Tentu saja, pihak
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya hasil leburan RIS inilah yang akan terus
mempertahankan Acheh biar terus berada dalam dekapan pancasila dan bhineka
tunggal ika-nya mpu Tantular yang juga didukung dan dipertahankan oleh
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bersama PKB-nya.
Tetapi tentu
saja, ikatan pancasila dan bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular ini tidak kuat
lagi dan sudah rapuh kalau terus dijadikan tali pengikat Acheh dalam kurungan
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya hasil leburan RIS ini.
Dan itu Abdurrahman
Wahid alias Gus Dur hanya hidup dalam mimpi saja sambil memandang Acheh dan
sambil mengingatkan kelompok unitaris yang duduk di DPR RI dari kalangan
PKB-nya.
Bagi yang ada
minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se
agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca
tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam
dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------
Minggu, 19 Februari 2006
Jangan Sampai Aceh Merdeka
Gus Dur Cium Gelagat GAM Bentuk Negara
Jakarta, Kompas - Ketua Umum Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Abdurrahman Wahid mengingatkan anggota DPR, khususnya Fraksi Kebangkitan Bangsa, dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemerintahan Aceh, untuk menutup segala celah yang bisa membuat Aceh merdeka.
Melihat perkembangan yang terjadi belakangan ini, mantan presiden itu meragukan kesungguhan niat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk benar-benar bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
”Saya hanya ingin ingatkan anggota DPR dari F-KB, mereka
terikat dengan putusan selama ini untuk tidak mau menerima kemerdekaan Aceh. Karena itu, segala kemungkinan harus
dihilangkan. Ini perjuangan kita. Berhasil atau tidaknya, kita lihat nanti,”
ucap Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur dalam konferensi pers di
Kantor PB Nahdlatul Ulama, Jakarta, hari Sabtu (18/2).
Gelagat GAM untuk
membentuk negara berdaulat sendiri, menurut Gus Dur, sudah terlihat dengan
mengimpor sendiri Proton Saga dari Malaysia. ”Belum jadi negara sudah bersikap
seperti negara berdaulat. Bagaimana? Saya tambah-tambah curiga,” tegasnya.
Sikap pemerintah
yang mau berunding dengan GAM, menurut Gus Dur, sudah menimbulkan
ketidakpastian karena GAM jelas merupakan kependekan kata Gerakan Aceh Merdeka.
Dalam suasana yang penuh ketidakpastian itu hendaknya benar-benar diupayakan
agar tidak tercapai kemerdekaan Aceh.
”Kita sudah mendirikan negara ini dengan susah payah. Kalau Aceh ini bobol, wah, wah, wah, wah, tujuh provinsi lain akan ikut. Saya tahu kok mana saja karena sudah pada ngomong dengan saya,” kata Gus Dur yang juga cucu pendiri bangsa ini, yaitu KH Hasyim Asy’ari.
Menurut Gus Dur, hal itu semua sengaja dia sampaikan secara terbuka kepada publik agar semua pihak benar-benar mengetahui masalah yang terjadi. Dia khawatir, apabila pembahasan RUU Pemerintahan Aceh dilakukan tanpa tahu masalah yang sesungguhnya, akan menimbulkan masalah yang tidak karuan di belakang hari. (SUT)
http://kompas.com/kompas-cetak/0602/19/utama/2448421.htm
----------