Stockholm,
28 Februari 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
DALAM SEJARAH TETAP TERCATAT BAHWA
KELOMPOK UNITARIS RI YANG MAYORITAS JAWA MENGHANCURKAN KELOMPOK FEDERALIS RIS.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
SEJARAH
TETAP MENCATAT DAN TIDAK BISA DIHAPUS BAHWA NKRI ITU HASIL LEBURAN RIS PADA 5
AGUSTUS 1950.
"Baru2
ini, pemerintah Belanda telah mengakui "kesalahan sejarah" mereka
berupa "aksi polisionil" itu; dan untuk pertama kalinya mereka
mengakui bahwa "aksi polisionil" itu memang "aksi militer".
Dengan pengakuan mereka ini, Belanda mengakui
proklamasi 17/08/1945, dan bukan lagi 27/12/1949. "Itu adalah sesuatu yang
seharusnya tidak terjadi", kata Menlu Belanda tentang "aksi
polisionil" itu beberapa waktu lalu di Jakarta. Indonesia tidak terlalu
antusias dengan pengakuan Belanda ini, toh itu kepentingan Belanda saja. Apalah
artinya pengakuan sebuah negara, kecil lagi. Hanya satu negara memang yang
pernah mempermasalahkan proklamasi RI 17/08/1945 berikut bentangannya dari
Sabang sampai Merauke, ya Belanda itu. Sekarang negara tersebut telah tidak
mempermasalahkannya lagi. Jadi, kenapa pula para swedia sawo matang ini
berfantasi tentang sejarah yang salah itu?" (Muba Zir, mbzr00@yahoo.com , Tue, 28 Feb 2006 03:59:00
-0800 (PST))
Apa
yang dilambungkan oleh Muba Zir dari Dijon, Bourgogne, Perancis diatas ini
makin kelihatan dengan jelas, bahwa bagaimana pihak pendukung unitaris RI untuk
menutupi dan menimbum jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungakn
dengan Negara-Negara yang ada di luar RI dan di Nusantara, termasuk Acheh,
Maluku Selatan dan Papua Barat dan sekaligus untuk terus ikut-ikutan
melumpuhkan kekuatan federalis yang masih ada dan kuat di nusantara ini.
Sudah
jelas dan nyata terlihat dan terbaca bagaimana itu jalur proses pertumbuhan dan
perkembangan RI ini dari sejak munculnya pada 17 Agustus 1945 sampai Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan sampai detik sekarang ini, yang sudah melalui jalur
proses pertumbuhan dan perkembangan yang penuh dengan kelicikan, penipuan dan
penghancuran terhadap bangsa-bangsa lain yang telah membangun negara-negara
yang tergabung dalam Negara Federasi RIS.
Itu
pihak Belanda sudah tahu dari sejak awal bahwa RI yang menjadi lawan dalam
perundingan-perundingan dari mulai perundingan Linggajati 25 Maret 1947,
Perundingan Renville 17 Januari 1948 dan KMB 2 November 1949 memang muncul pada
tanggal 17 Agustus 1945. Juga diakui dalam perundingan Roem-Royen 7 Mei 1949
bahwa RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat. Begitu juga dalam KMB RI
diakui sebagai salah satu utusan dari empat utusan dalam KMB (Badan
Permusyawaratan Federal (terdiri dari 15 Negara yang akan menjadi RIS), United
Nations Commission for Indonesia (UNCI), RI dan Belanda).
Nah,
yang dipertanyakan dan tidak diakui adalah setelah RIS yang terdiri dari 16
Negara bagian termasuk RI didalamnya diakui oleh PBB dan diakui kedaulatannya
oleh Belanda pada 27 Desember 1949, ternyata dengan taktik serta strategi licik
kelompok Unitaris RI dibawah Soekarno cs ini justru menjadikan RIS sebagai
arena untuk menggerogoti dan melumpuhkan kekuatan kaum federalis dari 15 Negara
Bagian RIS untuk dimasukkan kedalam tubuh kelompok unitaris RI. Kemudian dideklarkan sebagai
NKRI pada 15 Agustus 1950. Bukan lagi Negara Federasi, melainkan telah dirubah
menjadi Negara Kesatuan dibawah kelompok unitaris RI.
Padahal
bangsa-bangsa yang ada di nusantara selain bangsa Jawa telah membangun dan
mendirikan negara masing-masing yang tergabung dalam Negara Federasi RIS.
Tetapi karena ambisi politik kelompok unitaris RI yang mayoritas dari bangsa
Jawa dibawah Soekarno cs ini telah
menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara dari bangsa-bangsa yang ada di
nusantara ini. Ditambah dengan secara sepihak memasukkan atau menganeksasi
Acheh dan Maluku Selatan kemudian disusul dengan menganeksasi Papua Barat dari
bangsa Papua Barat.
Inilah
yang merupakan gaya taktik dan strategi licik dari pihak Soekarno cs dengan
kelompok unitaris great-jawa-RI-nya. RIS telah dijadikan sebagai gelanggang
untuk mengikat bangsa-bangsa lain bersama negara-negaranya yang sudah tergabung
dalam Negara Federasi RIS masuk kedalam jeratan kelompok unitaris RI-Soekarno
dengan great-jawa-nya itu.
Jadi
sebenarnya apa yang dinyatakan oleh Belanda sebagaimana yang dikutip Muba Zir
tersebut diatas tidak merubah jalur proses sejarah pertumbuhan dan perkembangan
RI dihubungkan dengan bangsa-bangsa dan negara-negara yang telah membangun
Negara Federasi RIS yang telah dihancurkan oleh kelompkk unitaris RI-Soekarno
dengan great-jawa-nya itu, juga tidak merubah jalur proses pertumbuhan dan
perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat.
Dan
tetap saja tergambar dalam sejarah bahwa kelompok unitaris RI inilah yang
justru menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara di nusantara ini melalui
cara peleburan Negara Federasi RIS dan pengikatan bangsa-bangsa memakai tali
buhul hindu bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada
ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk
membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------
Date:
Tue, 28 Feb 2006 03:59:00 -0800 (PST)
From:
muba zir mbzr00@yahoo.com
To:
Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, rasjid@bi.go.id
Cc:
"a_yoosran@yahoo.com" <a_yoosran@yahoo.com>,
"ahmad_mattulesy@yahoo.com" <ahmad_mattulesy@yahoo.com>,
"ahmad@dataphone.se" <ahmad@dataphone.se>,
"mitro@kpei.co.id" <mitro@kpei.co.id>,
"mr_dharminta@yahoo.com" mr_dharminta@yahoo.com
Subject:
Re: YANG DITERIMA PBB SEBAGAI ANGGOTA KE-60 ADALAH NKRI DENGAN UUDSEMENTARA-NYA
LEBURAN NEGARA FEDERASI RIS 15 AGUSTUS 1950.
Republik Indonesia diproklamirkan
pada 17/08/1945. Para perintis-dan pendiri Republik Indonesia itu hanya
menginginkan daerah bekas Hindia Belanda sebagai daerah Republik Indonesia. Dan
itulah juga yang diakui oleh dunia internasional. Hanya bekas wilayah Hindia
Belanda. Tidak Serawak, Brunai, Irian Timur. Juga tidak Timor Timur.
Beberapa saat setelah proklamasi
itu, Belanda yang merasa memenangkan Perang Dunia II (tepatnya terutama karena
Jepang yang mengalahkan mereka di "Hindia Belanda" telah kalah dalam
Perang Dunia II itu), melakukan "aksi polisionil" (Politionele Actie)
(padahal sebenarnya itu adalah "aksi militer", atau "agresi
militer" kata kita) yang tujuan nyata2 ingin kembali menguasai
"Hindia Belanda" itu.
Sepanjang beberapa tahun aksi
polisionil itu, mereka membangkitkan aksi separatisme dan, kembali menerapkan
aksi "devide et impera", aksi andalan mereka itu. However, Belanda
tak mampu menahan eforia NKRI sehingga pada 27/12/1949 mereka menyerahkan
kedaulatan Indonesia kepada para pemimpin RI saat itu, Soekarno-Hatta.
"Kami menyesali perpisahan ini", kata delegasi Belanda tentang
peristiwa 27/12/1949 ini. "Sebenarnya kami bermaksud menyatukan Hindia
Belanda di seberang sana dengan Negeri Belanda di sini (Eropa) sebagai satu
kesatuan di bawah pimpinan yang mulia Ratu Belanda", lanjutnya. Biasa lah,
taktik Yahudi: ambil tanah, kembalikan sebagiannya saja disertai berbagai persyaratan
yang menguntungkan Yahudi. Itulah yang terjadi, Irian Barat masih disandera.
Okelah, itu cuma cuplikan sejarah.
However, tak satu negarapun di dunia ini yang menolak bentangan RI dari Sabang
sampai Merauke. Baru2 ini, pemerintah Belanda telah mengakui "kesalahan
sejarah" mereka berupa "aksi polisionil" itu; dan untuk pertama
kalinya mereka mengakui bahwa "aksi polisionil" itu memang "aksi
militer". Dengan pengakuan mereka ini, Belanda mengakui proklamasi
17/08/1945, dan bukan lagi 27/12/1949. "Itu adalah sesuatu yang seharusnya
tidak terjadi", kata Menlu Belanda tentang "aksi polisionil" itu
beberapa waktu lalu di Jakarta. Indonesia tidak terlalu antusias dengan
pengakuan Belanda ini, toh itu kepentingan Belanda saja. Apalah artinya pengakuan
sebuah negara, kecil lagi.
Hanya satu negara memang yang
pernah mempermasalahkan proklamasi RI 17/08/1945 berikut bentangannya dari
Sabang sampai Merauke, ya Belanda itu. Sekarang negara tersebut telah tidak
mempermasalahkannya lagi. Jadi, kenapa pula para swedia sawo matang ini
berfantasi tentang sejarah yang salah itu?
Muba
ZR
mbzr00@yahoo.com
Dijon,
Bourgogne, Perancis
----------