Stockholm, 30 Mei 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

MEMIMPIN ACHEH YANG RETAK TIGA DI MASA DEPAN BAGAIKAN MENUNGGANGI KUDA LIAR.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

MEMIMPIN ACHEH YANG RETAK TIGA: ACHEH, ALA & ABAS DI MASA DEPAN BAGAIKAN MENUNGGANGI KUDA LIAR.

 

Siapapun yang berhasil terpilih menjadi Kepala Pemerintahan Acheh dalam pemilihan langsung di Acheh mendatang, maka ia akan menghadapi kesulitan untuk mematri tiga lempengan wilayah yang retak tiga: Acheh, ALA (Acheh Leuser Antara) dan ABAS (Acheh Barat-Selatan). Dimana wilayah Acheh mencakup kota Sabang, kota Banda Acheh, kabupaten Acheh Besar, kabupaten Pidie, kabupaten Bireuen, kota Lhoksumawe, kabupaten Acheh Utara, kabupaten Acheh Timur, kota Langsa dan kabupaten Tamiang. Sedangkan wilayah ALA mencakup kabupaten Acheh Tengah, kabupaten Bener Meriah, kabupaten Gayo Lues, kabupaten Acheh Tenggara dan kabupaten Acheh Singkil. Adapun wilayah ABAS mencakup kabupaten Acheh Jaya, kabupaten Acheh Barat, kabupaten Nagan Raya, kabupaten Acheh Barat Daya, kabupaten Acheh Selatan dan kabupaten Simeulue.

 

Kesulitan untuk mematri tiga lempengan wilayah yang sudah retak ini bukan hanya disebabkan oleh dorongan dari pihak-pihak yang ada di wilayah ALA dan ABAS saja, melainkan juga telah melibatkan kepentingan politik dari luar Acheh, seperti dari kelompok PDI-P-nya Megawati dan PKB-nya Abdurrahman Wahid.

 

Pemotongan wilayah Acheh menjadi tiga bagian bukan dilakukan digelanggang politik Acheh, melainkan di gelanggang politik dalam bangunan DPR RI di Jakarta. Dimana pihak-pihak yang mengatasnamakan wakil-wakil dari ALA dan ABAS telah memainkan jalur politik dan diplomasinya kedalam ruang lingkup politik PDI-P yang anti MoU Helsinki dan ruang lingkup politik PKB yang tidak menginginkan Acheh kuat dan bersatu dibawah bangsa dan rakyat Acheh.

 

Adapun dari pihak-pihak yang menghendaki Acheh tetap satu sedang mengalami benturan diplomasi dan komunikasi dengan pihak-pihak dari ALA, ABAS dan pihak Jakarta yang mendukung ALA dan ABAS.

 

Keadaan inilah yang menggambarkan Acheh sebagai kuda liar yang sulit untuk diatur dan ditunggangi oleh siapapun yang mencoba untuk menjadi pemimpin di Acheh pada masa yang akan datang. Dan kemampuan untuk menjinakkan kuda liar inilah yang salah satunya dituntut dari pihak-pihak yang ingin tampil sebagai pemimpin di bumi Acheh. Dari fakta dan bukti yang ada sampai detik sekarang ini menunjukkan bahwa di Acheh masih belum kelihatan calon-calon pemimpin Acheh yang mampu untuk mengatur, melunakkan dan menunggangi kuda liar ini.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------