Stockholm, 8 Agustus 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

LAHIRNYA GAM BUKAN KARENA KECEROBOHAN PEMIMPIN RI, TETAPI KARENA POLITIK ANEKSASI ACHEH KEDALAM WILAYAH RI.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

KARENA PIHAK RI DIBAWAH SOEKARNO MENGANEKSASI ACHEH, MAKA LAHIRLAH SIKAP PENENTUAN NASIB SENDIRI DARI BANGSA DAN RAKYAT ACHEH DIBAWAH TEUNGKU HASAN MUHAMMAD DI TIRO.

 

“Bagi bangsa Indonesia idea separatisme Aceh tidak didukung sedikitpun oleh kebenaran sejarah, idea GAM hanyalah sebuah kecelakaan politik karena kecerobohan Pemimpin-pemimpin  bangsa Indonesia masa lalu  yang memang patut disayangkan. Tetapi insya Allah kecelakaan tersebut belum parah, bahkan samasekali belum apa-apa  dan akan semakin banyak rakyat Aceh membenarkan bahwa bersatu dalam NKRI adalah pilihan yang tepat bagi Rakyat Aceh untuk tetap jaya dan diinjak-injak bangsa lain yang tinggal jauh daari kawasan Aceh.” (Soedibyo S, m_sdby@yahoo.com , Sun, 6 Aug 2006 22:16:33 -0700 (PDT))

 

Terimakasih saudara Soedibyo S di Jakarta, Indonesia.

 

Dari apa yang dinyatakan dan disampaikan oleh saudara Soedibyo diatas yang menyangkut pernyataan ”Bagi bangsa Indonesia idea separatisme Aceh tidak didukung sedikitpun oleh kebenaran sejarah”, ternyata kalau digali dan dianalisa lebih kedalam, maka akan ditemukan bahwa pernyataan saudara Soedibyo tersebut adalah tidak didasarkan pada fakta, bukti, sejarah dan hukum yang kuat. Mengapa ?

 

Karena, pertama kalau yang dimaksud dengan bangsa Indonesia dihubungkan dengan RI kemudian dilihat dari jalur sejarah pertumbuhan dan perkembangan RI yang dihubungkan dengan Acheh, maka menurut fakta, bukti, sejarah dan hukum yang telah sering diungkapkan oleh Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini adalah tidak benar. Jadi, yang dimaksud kebenaran sejarah menurut saudara Soedibyo yang dilihat dengan memakai kacamata jalur pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh adalah kebenaran sejarah hasil manipulasi kelompok pendukung RI, dalam hal ini kelompok unitaris RI beserta Soekarno-nya.

 

Kedua, karena saudara Soedibyo memakai kacamata yang dipakai kelompok unitaris RI-nya Soekarno, maka lahirlah istilah ”separatisme Aceh”. Padahal menurut fakta, bukti, sejarah dan hukum, bukan bangsa dan rakyat Acheh yang memisahkan diri, melainkan karena adanya penganeksasian Acheh oleh pihak Soekarno dengan RIS dan NKRI-nya kedalam RI. Sebagaimana yang bisa dipelajari dan didalami melalui jalur sejarah pertumbuhan dan perkembangan RI yang ada hubungannya dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Serikat Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi tanggal 14 Agustus 1950 ketika RIS dilebur dan dijelmakan menjadi NKRI pada tanggal 15 Agustus 1950. Dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Sumatera-Utara yang didalamnya memasukkan wilayah Acheh Besar, 2. Pidie, 3. Acheh-Utara, 4. Acheh-Timur, 5. Acheh-Tengah, 6. Acheh-Barat, 7. Acheh-Selatan dan Kota Besar Kutaraja kedalam lingkungan daerah otonom Propinsi Sumatera-Utara tanpa adanya persetujuan dari seluruh bangsa dan rakyat Acheh juga pimpinan Acheh melalui jalur hukum seperti referendum atau penentuan suara dari seluruh bangsa dan rakyat Acheh.

 

Ketiga, karena yang namanya sejarah bangsa Indonesia itu sendiri adalah tidak jelas. Dari mana asal-usul bangsa Indonesia, sejak kapan muncul bangsa Indonesia, bagaimana adat kebiasaan bangsa Indonesia, bagaimana asal usul bahasa yang dipakai oleh bangsa Indonesia, bagaimana hubungannya dengan bangsa-bangsa lain, seperti bangsa Sunda, bangsa Jawa, bangsa Acheh, bangsa Madura, bangsa Dayak, bangsa melayu, bangsa Bugis, bangsa Papua, bangsa Ambon, bangsa Batak, bangsa Arab, bangsa India, bangsa Cina dan bangsa-bangsa lainnya.

 

Nah, dengan alasan-alasan tersebut diatas membuktikan bahwa apa yang disampaikan oleh saudara Soedibyo tentang pernyataan “Bagi bangsa Indonesia idea separatisme Aceh tidak didukung sedikitpun oleh kebenaran sejarah“ adalah tidak benar dan tidak ada fakta, bukti, sejarah dan hukumnya yang kuat yang bisa dijadikan sebagai pegangan.

 

Selanjutnya, pernyataan yang disampaikan oleh saudara Soedibyo yang menyangkut “idea GAM hanyalah sebuah kecelakaan politik karena kecerobohan Pemimpin-pemimpin  bangsa Indonesia masa lalu“ adalah pernyataan yang diraba-raba saja. Mengapa ?

 

Karena, ketika Teungku Hasan Muhammad di Tiro mendeklarasikan ulang Negara Acheh pada tanggal 4 Desember 1976 tidak didasarkan kepada adanya kecelakaan dan kecerobohan rezim penguasa militer Soeharto, melainkan bangsa dan rakyat Acheh melaksanakan hak menentukan nasib sendiri, dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang Acheh dan negara Acheh dari semua kontrol politik yang dijalankan oleh pihak pemerintah asing di Jakarta“ (The Price of Freedom: the unfinished diary of Tengku Hasan di Tiro, National Liberation Front of Acheh Sumatra,1984, hal. 15, 17).

 

Nah, mengapa bangsa dan rakyat Acheh dibawah Teungku Hasan Muhammad di Tiro menyatakan deklarasi ulang berdirinya Negara Acheh pada tanggal 4 Desember 1976?

 

Karena, memang berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan hukum Acheh telah dianeksasi oleh Soekarno melalui jalur RIS dan NKRI-nya dengan hanya memakai dua carik kertas yang diberi nama dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Serikat Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi tanggal 14 Agustus 1950 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Sumatera-Utara.

 

Jadi, lahirnya sikap dan usaha dari bangsa dan rakyat Acheh dalam bentuk redeklarasi Negara Acheh pada tanggal 4 Desember 1976 adalah bukan disebabkan karena “kecelakaan politik karena kecerobohan Pemimpin-pemimpin  bangsa Indonesia masa lalu“, melainkan karena memang Soekarno dari pihak RIS dan NKRI menjalankan politik aneksasi terhadap Acheh kedalam tubuh RIS dan dilanjutkan ke tubuh Propinsi Sumatera Utara yang ada dalam tubuh NKRI hasil leburan RIS pada tanggal 15 Agustus 1950.

 

Terakhir, diharapkan kepada saudara Soedibyo agar lebih banyak menggali fakta, bukti, sejarah dan hukum yang menyangkut jalur pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh supaya tidak jatuh kejurang mitos hasil buatan Soekarno dan para penerusnya dari kelompok unitaris RI.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------