Stockholm,
24 Oktober 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
DEMOKRASI-IMPORT MADE IN SOSIAL DEMOKTRAT SWEDEN TIDAK AKAN
BERJALAN KALAU TIDAK SESUAI DENGAN ACHEH DAN GAM.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
SEKILAS
MENYOROT DEMOKRASI-IMPORT MADE IN SOSIAL DEMOKRAT SWEDEN YANG DICOBAKAN UNTUK
DITERAPKAN DI ACHEH MELALUI ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGETAHUI KARATERISTIK
ORANG-ORANG SWEDIA.
Ketika
pada tahun 1987 rakyat di Swedia disibukkan dengan pemilihan umum untuk
parlemen, ternyata banyak aktifis yang berasal dari negara luar yang tinggal
dan hidup di Swedia memilih dan masuk kedalam partai yang berkuasa pada waktu
itu, yaitu partai politik Sosial Demokrat. Karena kalau memilih partai yang
berkuasa dalam pemilihan umum, kemudian partai tersebut terpilih kembali, maka
mereka yang masuk kedalamnya akan ikut juga dari belakang berkuasa dalam
berbagai bidang.
Tetapi,
sebaliknya Ahmad Sudirma pada waktu itu tidak masuk kedalam partai Sosial
Demokrat yang berkuasa, melainkan masuk kedalam partai oposisi, yaitu partai
Moderat, yang waktu itu dipimpin oleh Carl Bild, sekarang Menteri Luar Negeri
Swedia.
Nah,
yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa Ahmad Sudirman memilih partai
politik Moderat, bukan partai Sosial Demokrat yang merupakan partai yang
berkuasa?
Karena,
Ahmah Sudirman ingin mengetahui dimana letak positiv dan negativnya partai
Sosial Demokrat yang berkuasa itu dilihat dari sudut partai oposisi, yaitu
partai Moderat. Nah, dengan mempergunakan kacamata partai oposisi Moderat
inilah Ahmad Sudirman salah satunya bisa melihat sejauh mana partai Sosial
Demokrat itu menjalankan taktik dan strateginya juga sejauh mana menerapkan
demokrasi yang digembar-gemborkannya itu. Selama 9 tahun Ahmad Sudirman
berkecimpung dalam partai politik Moderat dan sekaligus mempelajari taktik dan
strategi yang dijalankan oleh partai Sosial Demokrat ketika mereka berkuasa.
Dalam
pemilihan umum tahun 1987, memang partai Sosial Demokrat keluar sebagai pemenang.
Nah, dari saat itulah Ahmad Sudirman bergerak meneliti, mempelajari dan
mendalami taktik dan strategi dalam kebijaksanaan politik yang dijalankan oleh
partai Sosial Demokrat dengan mempergunakan kacamata partai politik Moderat.
Dalam pemilihan umum tahun 1991, ternyata partai Sosial Demokrat kalah, yang
keluar sebagai pemenang adalah partai Moderat bersama dengan partai Tengah
(Center Parti) dan Partai Rakyat (Folk Parti).
Nah
ketika partai Moderat memegang kekuasaan dibawah Perdana Menteri Carl Bild,
kemudian Ahmad Sudirman bisa mempelajari langsung dari dalam partai
bagaimana taktik dan strategi dalam
menjalankan kebijaksanaan politik yang diterapkan oleh partai Moderat.
Selanjutnya
dalam pemilihan umum tahun 1994, 1998 dan tahun 2002 kembali partai Sosial
Demokrat menguasai gelanggang kekuasaan di Swedia. Tetapi dalam pemilihan umum tahun 2006 bulan lalu, kembali partai
Moderat dan aliansinya meraih kembali kekuasaan.
Sekarang,
selama 9 tahun, dari tahun 1987 sampai tahun 1996 Ahmad Sudirman berkecimpung
dalam partai politik Moderat. Selama 9 tahun itu sedikitnya sudah banyak asam
garam yang menyangkut perpolitikan yang berlangsung di Swedia termakan oleh
Ahmad Sudirman.
Nah,
ketika partai Sosial Demokrat kehilangan Olof Palme pada tanggal 28 Februari
1986 karena dibunuh, maka Partai politik Sosial Demokrat dan keluarga Olof
Palme mendirikan The Olof Palme Memorial Fund for International Understanding
and Common Security. Juga Partai politik Sosial Demokrat mendirikan Olof Palme
Center yang sekarang dipimpin oleh Sekretaris General Viola Furubjelke yang
dibantu diantaranya oleh Birgitta Silen sebagai Kepala Bantuan dan Jan Hodann
sebagai Pembantu Pengembangan Kerjasama di Asia dan Kuba. Olof Palme Center ini ikut banyak membantu perkembangan
di negara-negara Asia dan Afrika serta di Amerika Latin.
Nah, tujuan Olof Palme Center
ini adalah untuk mendukung atau menyokong pembentukan partai politik di
negara-negara yang dibantunya. Tentu saja dengan ideologi Sosial Demokrat-nya
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Sekarang, selama 9 tahun Ahmad
Sudirman mempelajari taktik dan strategi partai politik Sosial Demokrat dalam
menjalankan kebijaksanaan politik yang didasarkan pada ideologi sosial
demokrat-nya, maka ditemukan salah satunya adalah yang namanya demokrasi tidak
diterapkan sepenuhnya dalam partai politik Sosial Demokrat. Mengapa ?
Karena yang menyetir dan
mengontrol partai politik Sosial Demokrat adalah hanya segelintir para elit
Sosial Demokrat. Kelompok kecil yang mempunyai jaringan kuat dalam tubuh partai
yang sulit untuk ditembus. Mereka kelompok elit yang duduk dipuncak singgasana
partai politik Sosial demokrat inilah yang menentukan arah perjuangan dan
kebiajksanaan politik yang akan dijalankan dan diterapkan di Swedia. Walaupun
ada Kongres Partai, tetapi tink-tank-nya ada dan duduk disinggasana kursi
tertinggi elit politik Sosial Demokrat yang mengerumuni Göran Persson.
Jadi kalau Olof Palme Center
memberikan pendidikan tentang masalah demokrasi, sebenarnya adalah demokrasi
model partai Sosial Demokrat yang diajarkannya itu. Kemudian kalau Olof Palme
Center memberikan pendidikan demokrasi dan bagaimana membangun partai politik
model partai politik Sosial Demokrat untuk diterapkan misalnya di Acheh, maka
hasilnya akan nihil apabila orang-orang yang menjalankan patai politik made in
Sosial Demokrat ini tidak mengetahui bagaimana karakteristik orang-orang Swedia
yang duduk diatas singgasana kursi elit partai politik Sosial Demokrat di
Swedia.
Nah sekarang, misalnya kalau ada
orang-orang Acheh yang telah dididik masalah demokrasi dan bagaimana membentuk
partai politik gaya dan model partai politik Sosial Demokrat Swedia, tanpa
mempelajari dan memahami karakteristik orang-orang Swedia yang duduk diatas
singgasana kursi elit partai politik Sosial Demokrat di Swedia, kemudian
orang-orang Acheh tersebut berbicara buttom-up model gaya Sosial Demokrat
Swedia, seperti yang pernah dikemukakan oleh saudara Munawarliza Zein yang
menyatakan ”Sekarang yang sangat indah dalam tubuh GAM bahwa sistem telah
berubah. Kalau
dulu banyak top-down, sekarang pasca MoU, buttom-up. Kita mengelola aspirasi dari rakyat
di bawah. Dan ini telah berjalan dengan baik.” (Munawarliza Zein,
warzain@yahoo.com , Sat, 26 Aug 2006 18:09:00 -0700 (PDT)). Maka model dan gaya
partai politik Sosial Demokrat melalui Olof Palme Center ini yang menyangkut
demokrasi gaya Sosial demokrat tidak dimengerti dan tidak dipahami oleh saudara
Munawarliza Zein. Mengapa ?
Karena
saudara Munawarliza Zein berpikir bahwa gaya dan model demokrasi Sosial
Demokrat-nya Olof Palme Center dengan taktik buttom-up direalisasikan dalam
bentuk penentangan dan pembangkangan terhadap Pimpinan Tinggi GAM melalui
pendukungan penuh resmi memakai KPA bersama saudara Sofyan Daud dan saudara
Bakhtiar Abdullah kepada calon Kepala dan Wakil Kepala Pemerintah Acheh saudara
Irwandi Yusuf dan saudara Muhammad
Nazar tanpa mendapat restu dan izin dari Pimpinan Tinggi GAM.
Nah
gaya taktik buttom-up yang diterapkan oleh saudara Munawarliza Zein cs ternyata
tidak seperti yang diterapkan oleh para elit politik Sosial Demokrat Swedia.
Dimana dalam partai politik Sosial Demokrat Swedia tidak ada itu istilah
buttom-up seperti yang dijalankan oleh saudara Munawarliza Zein cs terhadap
Pimpinan Tinggi GAM. Yang ada adalah
penyetiran dari elit politik Sosial Demokrat dari atas ke bawah. Walaupun dalam
kertas ditulis inilah demokrasi gaya Sosial Demokrat.
Apalagi kalau ada orang-orang
disekitar saudara Munawarliza Zein cs membentuk kelompok tersendiri yang
mempunyai link langsung kepada Olof Palme Center untuk keuntungan kelompoknya,
dengan alasan inilah gaya taktik demokrasi buttom-up yang diajarkan oleh
orang-orang dari Olof Palme Center. Pimpinan Tinggi dan Pimpinan Tertinggi GAM
dibawah Teungku Hasan Muhammad di Tiro sudah dianggap tiada dan dianggap
enteng, yang ada adalah demokrasi dengan gaya tarian buttom-up hasil ciptaan
Olof Palme Center dengan partai politik Sosial Demokrat-nya.
Nah, saudara Munawarliza Zein cs
termasuk saudara Bakhtiar Abdullah inilah yang tidak mengerti dan tidak
memahami karakteristik orang-orang elit dari partai politik Sosial Demokrat
Swedia ketika menjalankan demokrasi gaya Sosial Demokrat-nya di Swedia.
Terakhir, jadi kalau Ahmad
Sudirman membaca, memperhatikan dan menganalisa apa itu demokrasi gaya Sosial
Demokrat Swedia, maka tidak ada bedanya dengan gaya tarian top-down. Tetapi,
diartikan oleh saudara Munawarliza Zein cs termasuk saudara Bakhtiar Abdullah
dengan istilah tarian buttom-up, yang akhirnya ternyata dalam pelaksanaannya
demokrasi dalam tubuh GAM yang salah kaprah.
Bagi yang ada minat untuk
menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya
sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya
yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang
Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------