Stockholm, 8 November 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

YUSRA HABIB ABDUL GANI MENCOBA BERKELIT DARI “ANJING BOLDOK“ & “DATU BERU“-NYA DI DENMARK.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

AKHIRNYA YUSRA HABIB ABDUL GANI YANG INGIN MEMPERJUANGKAN ACHEH MEMAKAI MODAL HUKUM PERDATA DARI UMJ & UI YANG BELUM CUKUP ITU MUNCUL UNTUK MEMBERIKAN KLARIFIKASINYA VERSI “ANJING BOLDOK“ & “DATU BERU“-NYA.

 

“Sekarang, giliran Ahmad Sudirman yang secara terang-terangan menuduh bahwa Ria Ananda pemilik bayna9@yahoo.com sebagai Yusra Habib Abdul Gani dan terus mengulasnya sampai kemana-mana. Sebelumnya dikipas-kipasi oleh Om-puteh@yahoo.com yang bernada menggiring Yusra Habib Abdul Gani sebagai bayna9@yahoo.com hanya saja tidak menembak langsung. Antara Ahmad Sudirman dan Om_puteh bersusah payah menggali akar kata dan arti bayna9@yahoo.com itu. Yusra Habib Abdul Gani tidak punya hubungan apapun dengan Ria Ananda. Saya memiliki prestige sendiri yang sama sekali tidak tertarik dengan teriakan-teriakan "anjing boldok", istilah Ria Ananda. Akan halnya dengan alamat bayna9@yahoo.com dikirim dari Silkeborg, jangan heran” (Yusra Habib Abd Gani, yusrahabib21@hotmail.com , Wed, 08 Nov 2006 10:18:24 GMT)

 

Nah, rupanya Yusra Habib Abdul Gani setelah duduknya tidak tenang dan gelisah karena perbuatan dan kelakuan ”anjing Boldok”-nya Ria Ananda alias anak sombong atau anak congkak yang bernama melani dan ”Datu Beru”-nya peliharaan Yusra Habib Abdul Gani dari Denmark, ternyata siang ini, hari Rabu, tanggal 8 November 2006 mellalui IACSF (International Aceh Civil Society Forum) mencoba untuk melambungkan jurus berkelitnya yang diberi nama ”KLARIFIKASI UNTUK “ANJING BOLDOK“ AHMAD SUDIRMAN”, dengan dibarengi secewir fakta dan bukti yang berbunyi: ”Di zaman modern sekarang sangat mudah melalukannya. Anda pikir kurang orang Aceh jahilun di Silkeborg, Denmark? Tidak perlu diceritakan disini bagaimana mekanismenya, sebab hal ini sudah menjadi pengetahuan umum yang tidak asing lagi.”

 

Nah, ternyata isi fakta dan bukti hukumnya yang katanya pernah menggali ilmu hukum perdata dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia tidak memenuhi standar dan norma hukum. Mengapa?

 

Karena Yusra Habib Abdul Gani tidak bisa membuktikan dirinya secara fakta dan bukti hukum bahwa dirinya adalah bukan Ria Ananda. Kalau hanya menyuguhkan bunyi tulisan: ”Di zaman modern sekarang sangat mudah melalukannya. Anda pikir kurang orang Aceh jahilun di Silkeborg, Denmark?” Itu alasan anak yang tidak pernah makan bangku sekolah dasarpun bisa memberikan jawabannya.

 

Nah, karena Yusra Habib Abdul Gani memang tidak bisa membuktikan secara fakta dan bukti hukum yang kuat bahwa dirinya bukan Ria Ananda pencipta ”anjing Boldok”-nya Ria Ananda alias anak sombong atau anak congkak yang bernama melani dan ”Datu Beru”-nya peliharaan Yusra Habib Abdul Gani, maka untuk menutupinya Yusra Habib Abdul Gani menonjokkan jurus roti jalanya model cow-kit yang diuraikan dalam satu alinia yang berbunyi: ”Saya menilai tuduhan Ahmad Sudirman itu hanya semata-mata untuk memancing emosi agar saya lebih banyak berbicara. Memang dalam ilmu inteligen, menuduh adalah salah satu methode untuk membuka tirai rahasia-rahasia yang belum terungkap.”

 

Nah sekarang, rupanya jurus kelit nomor dua dalam bentuk jurus tonjokkan ”ilmu inteligen” dipakai dasar alasan untuk menutupi dirinya bahwa memang benar Yusra Habib Abdul Gani adalah Ria Ananda.

 

Tetapi, tentu saja, mana ada pencuri mengaku bahwa dirinya pencuri, paling kalau penduri itu sudah dikasih bogem dimukanya, baru ia nyelutuk sambil meganggukkan kepalanya. Kita tunggu saja, sampai dimana jurus kelit nomor dua buatan Yusra Habib Abdul Gani alias Ria Ananda dengan ”anjing Boldok”-nya Ria Ananda alias anak sombong atau anak congkak yang bernama melani-nya itu.

 

Kemudian, kalau Yusra Habib Abdul Gani menulis: ”Orang yang anda tuduh itu melakukan kudeta itu, saban hari ngumpul bersama pemimpin GAM yang bermastautin di Ålby Sweden” adalah saudara Bakhtiar Abdullah yang ikut kumpul waktu hari Raya, tetapi itu tidak berarti ia diterima, melainkan hanya sebagai penonton saja atau pendengar yang budiman saja.

 

Alasan inipun yang dilambungkan oleh Yusra Habib Abdul Gani untuk mematahkan pendangan dan pikiran Ahmad Sudirman bahwa saudara Munawarliza Zein, saudara Sofyan Dawood, saudara Irwandi Yusuf, saudara Muhammad Nazar dan saudara Bakhtiar Abdullah adalah yang melakukan penentangan dan pembangkangan terhadap Pimpinan Tinggi GAM memang benar fakta dan bukti hukumnya. Kemudian, kalau mereka masih bertemu dan duduk-duduk itu bukan merupakan fakta dan bukti hukum bahwa kelompok pembangkang ini sudah diterima kembali. Dianggap saja mereka itu duduk seperti diwarung kopi atau direstoran saja. Nah duduk diwarung kopi atau di restoran, itu tidak sama dengan duduk dalam sidang pemerintah GAM yang resmi.

 

Jadi, setelah diteliti dengan secara mendetil dari apa yang dilambungkan oleh Yusra Habib Abdul Gani untuk mengklarifikasikan pada Ahmad Sudirman, ternyata klarifikasinya itu masih belum memenuhi syarat dan masih dianggap klarifikasinya itu adalah suatu kebohongan belaka, sebagai alat dan jurus berkelit dari apa fakta dan bukti hukum yang disampaikan oleh Ahmad Sudirman.

 

Terakhir, selama Yusra Habib Abdul Gani tidak mampu memberikan fakta dan bukti hukum yang kuat bahwa dirinya bukan Ria Ananda dengan penciptaan ”anjing Boldok”-nya Ria Ananda alias anak sombong atau anak congkak yang bernama melani dan ”Datu Beru”-nya peliharaan Yusra Habib Abdul Gani, maka selama itu Yusra Habib Abdul Gani akan dikurung dalam kurungan bersama ”anjing Boldok” dan ”Datu Beru”-nya di dekat pasar Kopenhagen, Denmark yang ditonton oleh orang yang lalu lalang dan berbelanja.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Received: from mail pickup service by hotmail.com with Microsoft SMTPSVC; Wed, 8 Nov 2006 02:18:26 –0800

Received: from 69.45.64.101 by by7fd.bay7.hotmail.msn.com with HTTP;Wed, 08 Nov 2006 10:18:24 GMT

From: Yusra Habib Abd Gani Yusra Habib yusrahabib21@hotmail.com

Return address: IACSF@yahoogroups.com

Date: 8 november 2006 11:18:24

To: ACSA@yahoogroups.com, acehkita@yahoogroups.com, IACSF@yahoogroups.com, Lantak@yahoogroups.com, redaksinews@serambi.com, serambi@indomedia.com, kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com, ahmad@dataphone.se

Subject: [IACSF] KLARIFIKASI UNTUK “ANJING BOLDOK“ AHMAD SUDIRMAN.

 

YUSRA HABIB ABDUL GANI SARAT DENGAN FITNAH

 

Saya tak mengerti mengapa diri saya (Yusra Habib Abdul Gani) akhir-akhir ini menjadi bahan fitnah oleh orang-orang tertentu yang tidak bertanggungjawab. Nama saya dijual di Acheh oleh orang-orang tertentu untuk meraup keuntungan pribadi. Masih beruntung saya sempat membaca petuah Sayyidina Ali, yang katanya: "Ka beutôi that ulôn-njoë, trôh'an hana teuka fitnah ateuëh ulôn uroënjoë." Dalam pemahaman kalangan sufi, fitnah merupakan salah satu gizi untuk memperhalus jiwa bagi orang yang difitnah. Sebab diyakini bahwa yang menerima fitnah mendapat pahala gratis tanpa berbuat sesuatu. Petuah ini sangat sukar dipahami dan menerapkannya. Namun saya terpaksa belajar dan menjadikan sebagai rujukan memperhalus jiwa ketika menerima fitnah yang datang dengan tiba-tiba. Asal jangan kita sendiri membuat fitnah. Yang memalukan dan menyedihkan, fitnah datang justeru bukan dari musuh, melainkan dari kawan sendiri.

 

Macam-macam fitnah itu, baik sewaktu tinggal di Malaysia dan Denmark. Insya-Allah, saya tidak akan membeberkan, buat apa? Fitnah yang saya terima itu banyak yang menarik, mungkin satu ketika akan saya tuangkan dalam bentuk buku sejarah hidup nanti, bukan sekarang. Disni, beberapa contioh saja saya paparkan, itupun kebetulan sudah diketahui umum. Misalnya:

 

1.Dalam laporan Utama Acehkita yang mengulas kisah syahidnya dan perjalanan politik Tengku Ishak Daud, dimuat berita begini: "Yusra Habib Abdul Gani adalah salah seorang rakan kental Ishak Daud, yang sekarang menjabat sebagai juru bicara MP-GAM Eropah." Kekeliruan berita ini saya sampaikan klarifikasi kepada redaksi Acehkita. Akhirnya Acehkita meminta ma'af secara terbuka. File masih saya simpan.

 

Tidak lama kemudian, saya melakukan cross-check kepada redaksi Acehkita, dan dengan terus terang menanyakan: darimana sumber itu didapat, maka terjawablah dari rekaman pembicaraan radaktur Acehkita dengan seseorang, yang saya kenal persis orangnya. Hanya saja belum saatnya dan tidak perlu diungkap disini.

 

2.Dua orang anggota GAM di Stavanger: Iqbal Idris dan Husaini Daud Seuping, yang menerima berita bernada menghina dan menghujat yang dikirim oleh  seseorang melalui email (ma'af, lupa nama e-mailnya). Tanpa pikir panjang, tanpa sidik dan siasat, kedua orang ini menulis melalui e-mail dan disebarkan melalui yahoogroups.com: "Tidak kita sangka seorang intelektual yang selama ini kita hormat dan kita kagumi yang tinggal di Denmark, berbuat sedemikian kepada kami berdua. Tidak ada orang lain, kecuali beliau." Tiada lain sosok orang yang dimaksud, sudah pasti yang dituduh itu adalah Yusra Habib Abdul Gani.

 

Untuk memastikannya, kedua orang ini meminta jasa Ahmad Sudirman membuka tabir, alamat email pengirim. Maklum, kedua orang ini tidak memiliki pengetahuan membuka rahasia (plah boh Krut), siapa sebenarnya orang dan darimana email itu dikirim. Ahmad Sudirman pun bantu melacak pemilik dan darimana berita itu dikirim. Apa yang terjadi? Rupanya tetangga, dan alamat pengirimnya ternyata disamping rumah Husaini Daud di kawasan Sanders. Anda tentu masih ingat bukan? Tapi, saya pikir biarlah dan tidak perlu melayaninya. Kedua orang ini tidak meminta ma'af atas tuduhan itu sampai sekarang.

 

3.Adnan Beuransyah yang tinggal di Vejle, Denmark dalm petengahan tahun 2005 mengomentari pemilik email mudabarona@hotmail.com yang Adnan Beuransyah anggap barisan sakit hati, karena mengeritik self-government yang sedang dibincang di Helsinki. Tanpa meneliti siapa orang dan darimana dikirim, lalu Adnan beuransyah memberi komentar: "Saya tidak menduga kawan saya yang pernah sekamar dan sebantal tidur, hanya lantaran tidak diajak oleh pemimpin GAM ke Helsinki terus berkomentar miring kepada kebijaksanan pemimpin GAM". Kawan yang dimaksud disini tidak lain kecuali: Yusra Habib Abdul Gani. Sesudah ucapan itu dilontarkan lewat yahoogroups.com, pemilik email mudabarona@hotmail.com menengalkan diri dan menjelaskan sendiri kepada Adnan Beuransyah yang komentarnya tidak ada kaitannya dengan Yusra Habib Abdul Gani. Alamat email itu di kawasan New York, USA.  Kali inipun saya sabar, saya pikir biarlah. Adnan Beuransyah tidak meminta ma'af atas tuduhan itu sampai sekarang.

 

4.Sekarang, giliran Ahmad Sudirman yang secara terang-terangan menuduh bahwa Ria Ananda pemilik bayna9@yahoo.com sebagai Yusra Habib Abdul Gani dan terus mengulasnya sampai kemana-mana. Sebelumnya dikipas-kipasi oleh Om-puteh@yahoo.com yang bernada menggiring Yusra Habib Abdul Gani sebagai bayna9@yahoo.com hanya saja tidak menembak langsung. Antara Ahmad Sudirman dan Om_puteh bersusah payah menggali akar kata dan arti bayna9@yahoo.com itu. Yusra Habib Abdul Gani tidak punya hubungan apapun dengan Ria Ananda. Saya memiliki prestige sendiri yang sama sekali tidak tertarik dengan teriakan-teriakan "anjing boldok", istilah Ria Ananda. Akan halnya dengan alamat bayna9@yahoo.com dikirim dari Silkeborg, jangan heran. Di zaman modern sekarang sangat mudah melalukannya. Anda pikir kurang orang Aceh jahilun di Silkeborg, Denmark? Tidak  perlu diceritakan disini bagaimana mekanismenya, sebab hal ini sudah menjadi pengetahuan umum yang tidak asing lagi. MIsalnya, saya buat dan kirim dari Silkeborg, teks Pidato wakil GAM di USA, yang dibacakan oleh Musanna dkk dalam satu pertemuan ilmiah di salah satu University di California tahun 1999. Dari Silkeborg, saya buat dan kirim agenda acara "Pertemuan Ban Sigom Donja" di Stavanger (19-21 Juli 2002). Dari Silkeborg, teks pidato wakil GAM Denmark dalam acara: "Temu ramah antara GAM dan kelompok NGO" di AAlborg University, 1 Februari 2004. Apa susuahnya?

 

Waspadalah Orang Aceh.

 

Saya menilai tuduhan Ahmad Sudirman itu hanya semata-mata untuk memancing emosi agar saya lebih banyak berbicara. Memang dalam ilmu inteligen, menuduh adalah salah satu methode untuk membuka tirai rahasia-rahasia yang belum terungkap. Methode ini Ahmad Sudirman pakai untuk membuka tirai rahasia hasil Rapat "Ban Sigom Donja" yang selama ini dipeti és-kan. Para wartawan dan anggota GAM keroco di Aceh dan luar negeri sama sekali tidak tahu tentang: apa-apa saja keputusan Rapat itu. Apabila emosi Irwandi Yusuf dipancing, yang seakan-akan keputusan politik mencalonkan diri bersama Nazar (calon Gubernur+Wakil), dinilai telah mengangkangi kebijaksanaan pemimpin GAM di Sweden. Irwandi yang kurang waspada dengan konspirasi inteligen ini, terus saja membeberkan hasil rapat "Ban Sigom Donja" dalam media enternet yang bisa dibaca oleh pihak inteligen Indonesia dan masyarakat umum. Yusra bukan streotype ini. Saya berbeda kelas dengan kamu, Ahmad Sudirman!

 

Satu lagi, Ahmad Sudirman berani menuduh tokoh Bakhtiar Abdullah, Irwandi Yusuf, Munawar Liza dan Soyan Daud melakukan kudeta atas kepemimpinan GAM, hanya lantaran tidak menyokong pasangan Humam Hamid dan Hasbi Abdullah yang disokong pimpinan GAM. Orang yang anda tuduh itu melakukan kudeta itu, saban hari ngumpul bersama pemimpin GAM yang bermastautin di Ålby Sweden, yang tinggal di Acheh sedang rancak mengikuti PILKADA. Konsekuensi dari tuduhan melakukan kudeta itu, Irwandi dipecat dari AMM sebagai wakil senior GAM digantikan oleh Zakarya Saman dan Bakhtiar Abdullah dipecat sebagai juru bicara GAM pusat digantikan oleh Adi Laweuëng. Ini harga atau resiko dari kebebasan berpikir dan berpendapat. Ada yang tertawa di depan umum, ada juga yang menangis di belakang layar, itu biasalah! Mungkin julukan Ria Ananda bahwa anda "anjing Boldok" ada benarnya dalam makna moralitas, dan bahkan mulut "anjing Boldok" Ahmad Sudirman ini sudah terkena virus rhabies (penyakit anjing gila). Betapa tidak, perhatikan tingkah-lakunya sehari-hari dalam enternet. Semua orang digigitnya, kecuali Om_puteh. Cukup sampai disini. Aku amat takut digigit oleh "anjing boldok" yang dijangkiti rhabies. Basa mampus aku!

 

Ini klafikasi pertama dan terakhir dalam kasus ini.

 

Yusra Habib Abdul Gani

----------