Stockholm, 26 Juli 2008

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.



"GUBERNUR ACHEH" IRWANDI YUSUF MENERAPKAN JURUS GEBRAK INTELIJEN MODEL SOENARKO DENGAN GAYA TONJOK KRIMINAL-NYA

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

YANG KALANGKABUT AKIBAT JURUS GEBRAK INTELIJEN MODEL SOENARKO YANG DITERAPKAN OLEH "GUBERNUR ACHEH" IRWANDI YUSUF ADALAH KELOMPOK YANG MENYEBUT DIRINYA KOMITE PERSIAPAN ACHEH MERDEKA DEMOKRATIK (KP-AMD) YANG LAHIR PASCA MOU HELSINKI 15 AGUSTUS 2005

 

Satu hari setelah Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayor Jenderal TNI Soenarko menjabat sebagai Pangdam Iskandar Muda di Acheh menggantikan Mayjen TNI Supiadin AS yaitu pada tangal 15 juli 2008 beraksilah polisi Pemerintah Acheh untuk menyapu bersih 4 orang Acheh yang bersenjata di Desa Babah Krueng, Kecamatan Beutong, Nagan Raya.

 

Yang menonjol dari aksi pembunuhan yang dilakukan pihak polisi Pemerintah Acheh terhadap 4 orang Acheh yang bersenjata tersebut adalah munculnya jurus gebrak intelijen model Soenarko yang diterapkan oleh "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf. Dimana bentuk jurus gebrak intelijen model Soenarko ini adalah dirangkum dalam bentuk gebrakan mulut-nya yang berbunyi:

 

 

"...kelompok bersenjata di Beutong Bawah ini merupakan kelompok sempalan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang menolak perjanjian damai Helsinki. Kelompok-kelompok bersenjata ini bukan merupakan arus utama GAM yang setuju perjanjian damai atau MoU Helsinki. Jumlahnya paling 20 sampai 30 orang. "Otaknya orang Aceh yang sudah menjadi warga negara asing..." ("Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf, 17 juli 2008 )

 

"Tidak ada warga di negara2 yg beradab yg dapat mengizinkan perampokan dan penculikan, terlebih jika melibatkan senjata api. Kasus beutong adalah rangkaian banyak kasus yg terjadi sebelumnya. Di beutong mereka ketahuan bersembunyi. Ada beberapa lagi pelaku kriminal bersenjata yg belum tertangkap." ("Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf alias Hinokaru Hokagata, albiruny@gmail.com , Thu, 24 Jul 2008 07:07:19 +0000)

 

 

Nah, apa yang terjadi setelah jurus gebrak intelijen model Soenarko yang diterapkan oleh "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf tersebut? Ternyata yang sempoyongan adalah pertama Yusuf Daud yang sudah menjadi warganegara Swedia dan menjadi tim ketua bersama Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KP-AMD). Kedua, Eddy Lamno Suheri yang sekarang tinggal di New York dan ia belum diterima asyl-nya oleh Pemerintah Negara Bagian New York dan masih warganegara Republik Indonesia dengan pasport bercap burung garuda-nya yang juga menjadi salah satu tim ketua bersama Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KP-AMD) serta sekaligus sebagai juru bicara-nya.

 

Selanjutnya jurus gebrak intelijen model Soenarko yang diterapkan oleh "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf itu mampu memuntahkan isi perut saudara Yusuf Daud dan saudara  Eddy Lamno Suheri dengan isi muntahannya yang dituangkan dalam bentuk ungkapan kata-kata yang berbunyi:

 

 

"Usaha mengaitkan Komite dengan tindak kekerasan dan kejahatan adalah irrasional. Sebab seperti tercantum dalam Deklarasi 15 January 2006 (http://freeacheh. info), Komite ini dilahirkan sebagai suatu wadah perjuangan alternatif yang berpaham pada asas demokrasi dengan damai, dan anti-kekerasan (non-violent) , serta tidak memiliki sayap militer. Kami berjuang sebagai oposisi yang tidak bersetuju dengan PROSES MoU Helsinki tersebut. Komite ini bukanlah anti perdamaian seperti yang sering dituduh oleh pihak GAM pimpinan Malik Mahmud dan media mainstream Acheh. Yang kami persoalkan adalah proses MoU itu sendiri, yang tidak demokratik. Akibatnya menjadi penghalang bagi terciptanya perdamaian sejati yang diinginkan oleh seluruh bangsa Acheh dan bangsa beradab di dunia ini. Komite dan seluruh perangkatnya adalah wadah perjuangan yang menaruh penghargaan tinggi terhadap hak asasi manusia dan berjuang untuk membuka ruang demokrasi yang lebih lebar, di mana berbagai pendapat dan perbedaan sikap dapat diterima dalam suatu koridor kebersamaan oleh seluruh rakyat Acheh, tanpa rasa takut akan intimidasi dan tuduhan keji." (Yusuf Daud, Sekretariat Skandinavia, Skandinavia, 20 July 2008)

 

"...usaha kami untuk meminta mereka agar memberi HAK JAWAB kepada Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik dan diri saya pribadi yang selama ini disebut2 berada di balik aksi bersenjata di Acheh, sampai hari ini belum ditanggapi oleh media tersebut. Menurut informasi yang kami terima, gubernur Irwandi sedang mempraktekkan cara-cara militer indonesia yaitu mengancam pihak media untuk tidak menyiarkan keterangan dari komite. Dengan demikian kita semua dipahamkan bahwa yang namanya perdamaian dan demokrasi itu belum hadir di Acheh, sejauh pihak media masih belum bebas bersuara, dan masih menjadi pihak yang dikekang oleh rejim indonesia pimpinan Irwandi di Acheh." (Eddy L Suheri, New York, 22 July 2008)

 

 

Nah sekarang, mereka berdua ternyata berhasil digiring oleh "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf  ke gelanggang Acheh dengan cara serudukan jurus gebrak intelijen model Soenarko yang berisikan tonjokan "tindakan kriminal".

 

Jadi, bagi siapapun yang masih lemah dan rendah dalam masalah perang inteljen di Acheh dalam kurun Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayor Jenderal TNI Soenarko, maka orang tersebut akan jatuh tersungkur tanpa berkutik, contohnya adalah saudara Yusuf Daud dan saudara Eddy Lamno Suheri dengan organisasi sosial ilegal-nya yang diberi nama mentereng Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KP-AMD). Mengapa disebut oganisasi sosial ilegal? Karena nama Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KP-AMD) tidak terdaftar resmi baik di Stockholm Swedia ataupun di New York Amerika. Dan tentu saja tidak ada gerakan atau komite yang mengarah ke gerakan politik diterima di Swedia ataupun di Amerika. Kedua orang tersebut karena tidak memiliki kemampuan dalam masalah intelijen yang sekarang sedang berlangsung di bumi Acheh, maka habis tersungkurlah ketika saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf menojokkan gerakan intelijen ala Soenarko  dengan gaya tonjokan "tindakan kriminal"-nya.

 

Saran dari Ahmad Sudirman adalah kalau memang benar itu yang namanya Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KP-AMD) adalah berjuang diatas asas demokrasi dengan damai, dan anti-kekerasan (non-violent) , serta tidak memiliki sayap militer, maka satu-satunya jalan langkah politik dan demokrasi bisa dijalankan di bumi Acheh, bukan di Fitja atau di New York. Kalau hanya sekedar masalah tidak bersetuju dengan PROSES MoU Helsinki, maka alasan tersebut bukan suatu alasan yang prinsipil, melainkan hanyalah sebagai alasan yang berbentuk bunga-bunga saja. Mengapa ? Karena kalau pihak atau anggota dan pimpinan bersama kelompok  Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik (KP-AMD) tidak dibawa-bawa atau tidak diikutsertakan dalam perundingan di Helsinki, Finlandia dengan pihak RI, itu disebabkan mereka bukan anggota GAM dibawah Pimpinan Wali Negara Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Jadi memang masuk akal kalau mereka yang bukan anggota atau pimpinan GAM dibawah Wali Negara Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak diikutsertakan dalam perundingan damai di Helsinki, Finlandia.

 

Terakhir, bagi siapa saja yang tidak menyadari dan tidak belajar bahwa sekarang di Acheh sedang berlangsung perang intelijen model Soenarko, maka orang tersebut akan terjungkir lumpuh di bumi Acheh, waspadalah.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------