Stockholm, 24 juli 1998.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

PARTAI ISLAM TUMBUH DI LUMPUR PANCASILA
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.
 

Saudara-saudaraku di tanah air.

Beberapa partai termasuk partai Islam mulai bertumbuhan di dalam lumpur pancasila dan sudah kita bayangkan apa yang akan keluar dari tumbuhan partai-partai tersebut, kalau bukan buah lumpur pancasila yang rasanya pahit dan tidak mengenyangkan.

Walaupun dibentuk berpuluh dan beratus partai dengan bermacam aliran kalau masih tetap dipakai dasarnya atau asasnya limasila, sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi lima-sepuluh tahun mendatang. Memang manusia tidak mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi satu menit yang akan datang, tetapi kalau belajar dari pengalaman pahit yang telah diperolehnya, tidaklah mungkin terulang kembali kejadian yang menghancurkan negeri ini. Hanya orang-orang yang hati, pikiran dan niatnya sudah tertutup oleh gemerlapan bujukan dan rayuan syaitan yang masih menganggap hidup dalam lumpur pancasila akan menghasilkan buah yang manis untuk bangsa dan rakyat Indonesia di masa yang akan datang.

Belumkah cukup hasil yang diperoleh dari usaha selama lima puluh tiga tahun, dimana mayoritas rakyat Indonesia yang berjumlah 207 juta orang telah merasakan dan memakan buah hasil dari tumbuhan partai-partai termasuk partai Islam yang tumbuh dalam lumpur pancasila yang mana buah itu bukan mengenyangkan tetapi sebaliknya membuat isi perut tetap lapar.

Bukan hanya partai-partai-nya saja yang tumbuh di dalam lumpur pancasila, melainkan juga penanam-penanam-nya bergelimang dalam lumpur yang hitam ini. Bagaimanapun hebatnya menyuarakan panji-panji Islam, apabila sipenyuara tersebut berada dalam buaian dan genangan air lumpur limasila ini, bukanlah nur Islam yang keluar melainkan warna hitam yang datang dari lumpur hitam yang hitam pekat.

Keadaan inilah baik disadari atau tidak, yang diinginkan oleh penguasa-penguasa Indonesia dari mulai Soekarno, Soeharto sampai ke Habibie, bahwa lumpur pancasila harus tetap dipertahankan, agar kesatuan bangsa dapat dipertahankan, dan nilai-nilai  agama yang termasuk Islam didalamnya terlepas dari setiap individu dan negara. Sehingga kalau kita berbicara masalah agama, maka dikutuklah dengan ucapan Islam yes partai Islam no dan dianggap pengacau dengan alasan SARA.

Memang kalau kita bertanya kepada sebagian besar rakyat yang sudah kelaparan sekarang ini, apakah mau pilih partai Islam atau beras, maka tidak akan syak lagi, mereka akan menjawab pilih beras!!. Keadaan yang demikianlah yang akan dipakai oleh pihak partai-partai sekuler untuk membujuk rakyat dengan segala bujukan dan makanan agar mereka kembali dapat meraih kekuasaan dan mengembalikan negara Indonesia kepada negara sekuler yang berlandaskan lumpur pancasila.

Keadaan yang sudah hancur ini, belumlah cukup untuk menjadi pelajaran dan menyadarkan kembali kepada nilai-nilai yang datang dari Tuhan yaitu nilai-nilai yang mutlak dan pasti, yang akan menjamin kehidupan yang baik menurut pandangan Tuhan, bukan menurut pandangan penguasa Indonesia sekarang. Dan benarlah "Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang beraqal"(Al Baqarah, 269)*.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se