Stockholm, 16 Nopember 1998

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

PANDANGAN NON MUSLIM TERHADAP UNDANG UNDANG MADINAH YANG DIBUAT DAN DIKEMUKAKAN OLEH RASULULLAH DAN PANDANGAN TERHADAP NABI 'ISA.
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.

 

Jawaban untuk Saudara Hareda Oya (Indonesia).

Tulisan ini dibuat untuk menjawab kepada Saudara Hareda Oya yang telah mengirimkan tanggapan dan sarannya kepada saya pada tanggal 5 dan 16 Nopember 1998 dengan mengambil subject "TANGGGAPAN U/BPK.AHMAD SUDIRMAN-STOCKHOLM SWEDIA", dimana Saudara Hareda Oya menyinggung masalah Undang Undang Madinah yang disebutnya sebagai "Undang-Undang Sorgawi" dan anggapan "Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi"

Bagi yang ada minat untuk membaca Undang Undang Madinah silahkan lihat dalam tulisan "Undang Undang Madinah adalah konstitusi pertama yang dibuat dan dikemukakan oleh Rasulullah dan menjadi Undang Undang Dasar Negara Islam pertama di dunia" yang terdapat dalam kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Dimana Saudara Hareda Oya dalam tanggapannya mengatakan bahwa:
"Sungguh luar biasa Undang-Undang yang Bapak ajukan itu. Undang-Undang itu tidak ada cacat celanya. Sungguh sempurna. Pasti Undang-Undang itu datang-nya dari Sorga. Sebab tidak ada satupun Undang-Undang yang begitu sempurna dari dunia ini dibandingkan dengan Undang-Undang yang Bapak ajukan itu. Sunggub hebat Agama Bapak ini. Tidak ada Agama lain yang dapat menandinginya. Nabi Besar Bapak sungguh luar biasa. Nabi Besar Bapak yang mengeluarkan Undang-Undang Sorgawi ini. Karena Nabi Besar Bapak yang membawa Undang-Undang itu, maka pasti Beliau yang paling sanggup melaksanakan dan mengamalkan semua perintah dan peraturan yang dikeluarkan oleh UU itu. Tidak ada seorang manusiapun yang Besar-nya dan Agung-nya sama dengan dengan Nabi Besar Bapak. Oleh karena tidak ada seorangpun manusia di muka Bumi ini sama Agung dan Sama Besar dengan Nabi Besar Bapak, maka sudahlah jelas tidak ada seorangpun manusia bisa menjalankan dan mengamalkan UU Sorgawi yang dibawa oleh Nabi Besar Bapak. Hanya Nabi Besar Bapak yang dapat melakukan dan mengamal UU Sorgawi itu.  Jika Ada seorang manusia yang bisa melakukan dan mengamalakan UU itu, maka orang itu sama Besar dan Agung-nya dengan Nabi Besar Bapak. Dan hal ini jelas tidak boleh terjadi. Karena tidak boleh seorang manusiapun dapat disejajarkan dengan Nabi Besar Bapak. Siapa yang berani mensejajarkan diri dengan Nabi Besar Bapak sudahlah pasti dirajam dan dihancurkan dan dibunuh sampai mati. Bahkan menyebut nama Nabi Besar Bapak saja akan bisa dihukum mati".

Jawaban dan tanggapan saya untuk Saudara Hareda Oya adalah tidak benar bahwa Undang Undang Madinah yang telah dibuat dan dikemukakan oleh Rasulullah bersama kaum Anshar, Muhajirin dan Kaum Yahudi adalah Undang Undang Sorgawi. Pandangan dan pemikiran Saudara yang menganggap bahwa Undang Undang Madinah adalah "Pasti Undang-Undang itu datang-nya dari Sorga" adalah sama sekali pandangan dan pemikiran yang salah.

Karena Rasulullah tidak meninggalkan peraturan-peraturan ketatanegaraan yang baku kepada para sahabatnya, misalnya seperti pemilihan dan pengangkatan kepala Negara, maka untuk mempertahankan Daulah Islamiyah yang sudah didirikan oleh Rasulullah para sahabatnya berusaha mengikuti contoh dan teladan Rasulullah dan menerapkan dasar dan aturan negara dari Al Qur'an.

Dimana setiap Khalifah didalam Khilafah Islam harus mencontoh Rasulullah dan mendasarkan hukum, aturan dan dasar negaranya kepada Aqidah Islam. Jadi bukan seperti yang Saudara Hareda Oya katakan bahwa "Jika Ada seorang manusia yang bisa melakukan dan mengamalkan UU itu, maka orang itu sama Besar dan Agung-nya dengan Nabi Besar Bapak. Dan hal ini jelas tidak boleh terjadi. Karena tidak boleh seorang manusiapun dapat disejajarkan dengan Nabi Besar Bapak. Siapa yang berani mensejajarkan diri dengan Nabi Besar Bapak sudahlah pasti dirajam dan dihancurkan dan dibunuh sampai mati. Bahkan menyebut nama Nabi Besar Bapak saja akan bisa dihukum mati".

Selanjutnya Saudara Hareda Oya mengatakan lagi bahwa "Karena Sang Pelaksana dan Pengamal UU Sorgawi itu sudah tidak ada lagi, maka jelaslah bahwa tidak ada lagi manusia lain yang dapat menyaingi kesanggupan Nabi Besar Bapak. Mungkin hanya tinggal kesempatan bagi Bapak seorang diri sekarang ini sebagai Pelaksana dan Pengamal UU Sorgawi itu. Karena para pemimpin Negara-Negara spt. Irak, Iran, Bangladesh, Pakistan, Afganistan, Arab Saudi, Mesir, Malaysia, Brunai dll sudah GAGAL melakukan dan mengamalkan UU Sorgawi itu.  Mereka gagal karena mereka menyadari bahwa mereka tidak sama Agung dan Besar seperti Nabi Besar Bapak. Hanya Bapak Ahmad sekarang yang belum mendapat kesempatan untuk melaksanakan dan mengamalkan UU Sogawi itu di Negara Bapak".

Jawaban dan tanggapan saya adalah di negara-negara yang Saudara Hareda Oya sebutkan yaitu "spt. Irak, Iran, Bangladesh, Pakistan, Afganistan, Arab Saudi, Mesir, Malaysia, Brunai dll sudah GAGAL melakukan dan mengamalkan UU Sorgawi itu" adalah tidak benar. Mengapa?. Karena, apakah pernah diterapkan Undang Undang Madinah di negara-negara yang Saudara Hareda Oya sebutkan diatas tersebut?. Darimana Saudara mengetahui bahwa Undang Undang Madinah telah diterapkan dan gagal dilaksanakan di negara-negara tersebut diatas?. Tolong beritahukan kepada saya.

Kemudian Saudara Hareda Oya mengatakan bahwa "Nabi Isa tahu bahwa IA memang datang dari Sorga dan pemilik Sorga, maka sangat terhina jika manusia ciptaan-NYA membela diri-NYA".

Jawaban dan tanggapan saya adalah karena semua yang ada di dunia dan diseluruh universum dengan semua isinya itu adalah makhluk Tuhan dan kepunyaan Tuhan. Semuanya berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Termasuk seluruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul mereka semuanya makhluk Tuhan dan manusia biasa. Mereka mendapatkan mu'jizat yang datang dari Tuhan sebagai bukti ke-Nabian dan ke-Rasulannya. Sebagaimana Nabi 'Isa as yang telah mendapatkan mu'jizat dengan kelahirannya tanpa melalui jalur, aturan, cara dan hukum yang umum, melainkan lahir dengan kekuasaan Tuhan, seperti waktu penciptaan Adam sebagai manusia pertama di Sorga. "Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa disisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam dari tanah, kemudian Alah berfirman kepadanya :"Jadilah", maka jadilah dia" (Ali 'Imran, 59).

Jadi kelahiran Nabi 'Isa as yang lahir langsung melalui ibunya Siti Maryam yang tanpa sentuhan laik-laki melainkan dengan kehendak Tuhan adalah merupakan salah satu mu'jizat Nabi 'Isa as dan merupakan gambaran bagi ummat manusia tentang kehebatan dan kebesaran Tuhan. "Maryam berkata:"Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang manusia (laki-laki)". Allah berfirman (dengan perantaraan Malaikat Jibril): "Demikianlah Allah menjadikan apa yang dikehendaki-Nya; apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Allah hanya cukup berkata kepadanya:"Jadilah", lalu jadilah dia" (Ali 'Imran, 47).

Nah, karena Nabi 'Isa lahir melalui Ibunya Siti Maryam yang hidup di bumi ini, kemudian Saudara Hareda Oya mengatakan bahwa "Karena Nabi Isa tahu bahwa IA memang datang dari Sorga dan pemilik Sorga, maka sangat terhina jika manusia ciptaan-NYA membela diri-NYA", menurut saya justru sangat bertentangan. Bagaimana mungkin Nabi 'Isa yang lahir di dunia kemudian diakui sebagai datang dari Sorga?.

Setiap Nabi dan Rasul telah memperoleh mu'jizat yang berbeda satu dengan yang lainnya dimana masing-masingnya mempunyai kelebihan berdasarkan pengetahuan dan kekuasaan Tuhan. Misalnya kelahiran Nabi 'Isa yang diciptakan langsung melalui kekuasaan Tuhan "Ketika Malaikat berkata:"Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari pada-Nya, seorang terkemuka didunia dan diakherat dan salah seorang diantara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (Ali 'Imran, 45).

Jadi menurut apa yang tertulis dalam Al Qur'an sebenarnya Nabi Isa tidak langsung turun dari Sorga melainkan melalui kelahiran seperti biasa melalui Ibunya Siti Maryam. Hanya bedanya, hamilnya Siti Maryam bukan karena melalui sentuhan laki-laki sebagaimana dalam kehidupan berkeluarga antara suami dan istri, melainkan langsung diciptakan Tuhan dengan kalimat dari pada-Nya ("bikalimatin minhu").

Jadi bukan seperti yang Saudara Hareda Oya katakan bahwa "Nabi Isa atau Yesus datang dari Sorga, turun kedunia, masuk alam maut, bangkit lagi dari alam maut, kembali lagi ke Sorga. Nabi-Nabi lain datang dari dunia, masuk alam maut, dan tetap diam di dalam kubur sampai nanti dibangkitkan oleh Yesus pada saat kiamat. Yesus telah datang kedalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Yesus datang kedalam dunia untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Kematian Yesus untuk membayar hutang dosa seluruh umat manusia termasuk dosa Bapak Ahmad".

Terakhir Saudara Hareda Oya mengatakan bahwa "Nabi Isa Almasih tidak pernah meng-izin-kan manusia untuk membela diri-NYA. Sampai mati di atas kayu salib, maka Nabi Isa tidak pernah menyuruh murid-murid-NYA untuk memanggul senjata untuk membela diri-NYA. Kenapa begitu? Karena Nabi Isa tahu bahwa IA memang datang dari Sorga dan pemilik Sorga, maka sangat terhina jika manusia ciptaan-NYA membela diri-NYA".

Jawaban dan tanggapan saya adalah "Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dirumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman" (Ali 'Imran, 49).

"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu'jizat) dari pada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku" (Ali 'Imran, 50).

"Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus" (Ali 'Imran, 51).

"Maka tatkala 'Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab : "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri" (Ali 'Imran, 52).

Saudara Hareda Oya sebenarnya Nabi 'Isa adalah meminta kepada para sahabatnya yaitu siapa yang akan menjadi penolong-penolong Nabi 'Isa untuk menegakkan agama Allah. Walaupun pada saat itu Nabi 'Isa tidak menyuruh memanggul senjata untuk membela agama Allah, melainkan meminta dengan kata-kata yang halus "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?".

Jadi bukan seperti yang Saudara Hareda Oya katakan bahwa "Nabi Isa Almasih tidak pernah meng-izin-kan manusia untuk membela diri-NYA. Sampai mati di atas kayu salib, maka Nabi Isa tidak pernah menyuruh murid-murid-NYA untuk memanggul senjata untuk membela diri-NYA".

Diakhir hayat Nabi 'Isa Tuhan telah berfirman "Ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian kepada Akulah kembalinya kamu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya"( Ali 'Imran, 55).

Inilah Saudara Hareda Oya jawaban-jawaban dan tanggapan-tanggapan saya. Dan apabila Saudara Hareda Oya masih membantah tentang cerita Nabi 'Isa yang telah saya sampaikan ini, maka saya mengajak Saudara Hareda Oya yaitu seperti yang difirmankan Allah :

"Siapa yang membantahmu tentang cerita 'Isa sesudah datang ilmu, maka katakanlah : "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah (masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendo'a dengan sungguh-sungguh) kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta" (Ali 'Imran, 61).

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se