Stockholm, 18 September 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BARAMULI PUKUL HABIBIE ATAU SEBALIKNYA
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Untuk Presiden BJ Habibie dan Ketua DPA Ahmad Arnold Baramuli.

Dua orang asal Bugis. Yang satu memegang Jabatan Presiden yang lainnya memegang jabatan Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Dimana dalam jangka 16 bulan dari sejak 22 Mei 1998 ( http://www.dataphone.se/~ahmad/980522.htm ), Daulah Pancasila telah berantakan, tidak tentu arah, dibawah BJ Habibie dengan Ketua DPA-nya AA Baramuli.

Memang benar, seorang Presiden yang telah diikat lehernya oleh Soeharto lebih dari dua puluh tahun, kemudian dilepas sendiri dengan dibantu oleh bawahannya yang rakus uang dan kekuasaan (misalnya, AM Ghalib dan sekarang AA Baramuli ) untuk mengatur Daulah Pancasila.

Keadaan ini telah saya singgung 16 bulan yang lalu dalam tulisan "Suharto jatuh, naik Habibie" yang dipublisir pada tanggal 22 Mei 1998 bisa dibaca di ( http://www.dataphone.se/~ahmad/980522.htm ). Dimana dalam tulisan itu saya menyatakan bahwa,

"Lebih dari duapuluh tahun Habibie ikut terlibat dan berperan didalam pemerintahan Suharto. Sehingga jangka waktu yang lama ini menyebabkan ia tidak mungkin dapat secepatnya merubah arah haluan kebijaksanaan pemerintahnya. Pikiran dan semua kebijaksanaan Suharto masih membekas dalam pikiran dan ingatannya.

Dalam waktu dekat, kita akan melihat sejauh mana sikap dan tindakan Habibie terhadap penyelesaian masalah ekonomi yang sudah jauh masuk kedalam jurang ini. Juga sejauh mana kemampuan dia mengumpulkan stafnya untuk membantu membuat dan memecahkan persoalan kehancuran ekonomi sekarang ini.

Saya mempunyai pemikiran, bahwa dengan keadaan ekonomi sekarang ini, juga tekanan dari pihak luar terutama dari IMF dan pihak Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, maka waktu yang singkat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Amien Rais, tidaklah mungkin dapat dicapai dengan segera.Sekali lagi saya tekankan, ini suatu
hal yang tidak mungkin terlaksana. Walaupun Habibie dapat mengumpulkan stafnya yang profesional dan tidak korup.

Jalan keluar dari kemelut ini adalah pertama, selambat-lambatnya satu bulan harus dilaksanakan pemilihan umum istimewa untuk memilih calon-calon rakyat yang akan duduk didalam MPR. Kedua, meninjau kembali undang-undang dasar 1945. Ketiga, merubah system pemilihan umum, dimana harus dicabut hak istimewa ABRI tanpa dipilih dan hak istimewa Presiden untuk mengangkat ABRI menjadi anggota parlemen. Keempat, ABRI jangan dilibatkan kedalam aktifitas politik, bila anggota ABRI mau aktif dalam politik harus keluar atau berhenti dari ABRInya. Kelima, memberikan kebebasan kepada setiap individu atau kelopok untuk membuat atau
membentuk partai dengan dasar dan ideologi masing-masing. Keenam, dasar negara Pancasila harus dirubah atau dibuang. Ketujuh, memberikan kebebasan memilih bagi pegawai negeri, tanpa ada tekanan dan ancaman dengan pemberhentian kerja" ( Ahmad Sudirman, http://www.dataphone.se/~ahmad/980522.htm ).

Nah sekarang, 16 bulan sudah hampir terlewati dari sejak tulisan saya itu dipublisir. Ternyata sebagian besar dugaan saya adalah tidak jauh meleset.

BJ Habibie yang lemah, bisa diatur oleh bawahannya bahkan diadu dombakan, menyebabkan Daulah Pancasila makin jauh terpuruk dan makin rawan.

Kesimpulan saya sampai detik ini adalah BJ Habibie adalah bukan orang yang mampu menjadi Presiden Daulah Pancasila.

Inilah sedikit tanggapan saya untuk Presiden BJ Habibie dan Ketua DPA Ahmad Arnold Baramuli.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se