Stockholm, 14 Oktober 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

DIKTATOR MILITER BARU WIRANTO+HABIBIE
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Tanggapan untuk Capres BJ Habibie dan Cawapres Wiranto.

Golkar yang didominir oleh seorang yang pandai bersilat lidah Bacharuddin Jusuf Habibie asal Sulawesi, yang telah diberi kekuasaan penuh oleh Rapat Pimpinan III Partai Golkar, Rabu,13/10/99 pagi untuk menggandeng calon wakilnya yang dipilih dari empat cawapres yang diajukan yaitu, Wiranto, Sri Sultan HB X, Akbar Tandjung dan Ginandjar Kartasasmita. Cawapres yang berhasil digaet adalah jenderal TNI Wiranto, sang jenderal yang terbirit-birit lari dari medan perang Timor-Timur.

Mengapa sang jenderal Wiranto yang digaet Habibie sebagai pendampingnya? Alasannya adalah seperti yang telah keluar dari saringan otak-encer-nya Habibie: "Sebaiknya dalam dwitunggal presiden dan wapres itu, salah satu harus mewakili suku terbesar di Bumi Indonesia, dalam hal ini Suku Jawa (dan dari TNI karena) kita masih akan banyak sekali menghadapi tantangan, yang membutuhkan perhatian justru khususnya dari mereka yang memang telah dididik untuk berpikir secara strategis dan memenangkan segala bentuk peperangan atau ancaman". Dimana duet calon diktator militer baru ini didukung juga oleh Dewan Dakwah Islamih Indonesia (DDII), Persatuan Islam (Persis), Al-Irsyad Al-Islamiyah, Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI), Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Ittihadul Muballighin, Forum Silaturahmi Nasional Ula dan Habaib, dan Kesatuan Visi Umat Islam (KVUI). Nah, apa komentar Gus Dur yang ligat-nya seperti ular kepanasan sekarang ini, setelah mengadakan pertemuan dengan BJ Habibie, Wiranto dan Muladi, sehari sebelumnya: "Saya tidak memberi selamat pada Pak Habibie dan Pak Wiranto, tetapi (hanya) kepada Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung (saja)." ( http://www.kompas.com/kompas-cetak/9910/14/utama/jend01.htm ).

Dengan tampilnya calon diktator militer baru Wiranto+Habibie sudah bisa dibayangkan usaha untuk menghabisi dwifungsi ABRI yang diinginkan oleh sebagian rakyat Indonesia akan mengalami benteng kuat tinjunya tangan besi jenderal TNI Wiranto yang sudah bersiul dari sekarang bahwa dirinya akan melambung ke atas kursi empuk calon wakil presiden ke-4 Daulah Pancasila dengan UUD 1945-nya yang sekuler.

Tinggal sekarang poros tengah yang dilahirkan Amien, makin kalang kabut. Gus Dur yang dicalonkan PAN dan PK, walaupun tidak gentar menghadapi calon dwitunggal diktator militer baru Wiranto+Habibie wakil Golkar, tetapi sudah kehilangan banyak calon pendukungnya yang diharapkan berjibaku di gelanggang pemilihan presiden tanggal 20 Oktober yang akan datang.

Amien di atas kursi ketua MPR-nya yang empuk, tidak bisa tinggal diam, para demonstran di luar gedung MPR, siap mengadakan masing-masing tuntutan, yang kemungkinan besar setiap tuntutan itu tidak mungkin dipenuhi.

Mata Amien mencari kesana-kemari, kalau-kalau ada capres dari luar yang bisa dijadikan alternatif dari poros tengah disamping Gus Dur (sekarang baru saya tahu, bahwa dengan situasi dan kondisi kesehatan Gus Dur, maka saya kurang yaqin ia dapat melaksanakan tugasnya dengan seratus persen) ternyata ditemukan seorang yang sedang duduk disudut, seorang yang bernama Cak Nur yang tidak begitu senang dan setuju dengan Daulah Islam Rasulullah yang konstitusi-nya mengacu kepada Undang Undang Madinah yang bersumberkan kepada Al Quran dan Sunnah, tetapi dianggap seorang tokoh modernis Islam oleh sebagian pengagumnya. Kata Amien: "Asal dia mendapat dukungan tanda tangan dari minimal 70 anggota MPR" (bisa jadi capres) ( http://www.detik.com/berita/199910/19991012-1621.html  ). Yang disambut Cak Nur: "Saya tidak akan lari, kalau memang dicalonkan. Tapi kalau keadaan terpaksa. Karena itu, kan panggilan". ( http://www.indomedia.com/bernas/9910/14/UTAMA/14uta0.htm ).

Sekarang Megawati, untuk maju terus menghadapi calon diktator militer baru Wiranto+Habibie ini terasa bertambah sulit. Ditambah rintangan yang datang dari Gus Dur, apalagi sekarang diributkan Cak Nur-pun ikutan main dengan sponsor Amien.

Kesimpulan terakhir adalah, Daulah Pancasila dengan dasar Pancasila dan konstitusinya UUD 1945-nya yang sekuler yang sebagian pasal-pasalnya sudah di amandemen, akan melahirkan diktator militer baru Wiranto+Habibie.

Inilah sedikit tanggapan saya untuk Capres BJ Habibie dan Cawapres Wiranto.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se