Stockholm, 22 Oktober 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

APA YANG BISA DIPETIK DARI KEMENANGAN GUS DUR?
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Jawaban untuk saudara Iin Nurhidayat ( Alumni Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia ).

Alhamdulillah, seperti biasanya, sebelum saya pergi ke office, dengan waktu yang terbatas, saya sempat membaca sekilas, tanggapan, pikiran, kritik yang langsung disampaikan ke saya melalui ahmad@dataphone.se.

Dalam keterbatasan waktu ini, saya sempat membuka satu tanggapan dari seseorang yang sudah cukup saya kenal namanya, yaitu saudara Iin Nurhidayat, yang saya anggap selalu aktif memberikan tanggapannya dan kritiknya serta sekaligus kadang-kadang menyerang saya. Tetapi saya anggap itu semua sebagai hal yang biasa dan lumrah. Karena memang sesama muslim harus selalu memberikan nesehat-nasehat dalam kebenaran (kebenaran dari Allah) dan kesabaran.

Nah, pagi ini, 22 Oktober, hari Jumat, saudara Iin, kembali menyampaikan tanggapannya dan sekaligus pertanyaannya sebagai berikut:

"Saudara Ahmad Sudirman, Saya di Indonesia merasakan bahwa kemenangan Gus Dur merupakan kemenangan para politisi Muslim, dan tentunya kemenangan juga buat umat Islam. Saya mendukung Gus Dur. Saya minta tanggapan anda tentang kemenangan Gus Dur ini.

Saya juga akan mengoreksi pernyataan anda bahwa PBB mendukung Habibi, ternyata apa yang terjadi di lapangan pendapat anda begitu keliru. Mohon tanggapan. Terima kasih". ( Iin Nurhidayat , 22 Oktober, 1999 ).

Terimakasih kembali, saudara Iin Nurhidayat.

Sebenarnya dalam masalah ini saya sebelumnya sudah menuliskan apa sikap dan pendapat saya terhadap tokoh-tokoh yang waktu dianggap capres-cares Daulah Pancasila. Jadi disini saya tidak perlu mengemukakannya lagi.

Adapun masalah apa yang bisa dipetik dari kemenangan Gus Dur dalam pemilihan presiden Daulah Pancasila, maka dibawah ini akan saya jelaskan sedikit.

Pertama, saya tinjau dari sudut pandang apa yang telah digariskan Allah SWT dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dengan Daulah Islam Rasulullah-nya.

Yang kedua, saya tinjau dari sudut apa yang telah dideklarkan oleh Gus Dur sebelum terpilih menjadi Presiden Daulah Pancasila.

Nah, untuk yang pertama, saya tidak melihat bahwa Gus Dur, apalagi setelah didampingi oleh Megawati yang nasionalis pancasila yang murni, ingin memberikan sosuli bagi pemecahan dan jalan keluar dari kemelut yang melanda Rakyat dan Daulah Pancasila dengan UUD 1945-nya yang sekuler ini melalui pemecahan yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah.

Tentu saja, apabila semua organisasi Islam, termasuk didalamnya NU, Muhammadiyah yang telah diwakili oleh Gus Dur dan Amien Rais, yang menurut perkiraan kasar memiliki pengikutnya sebanyak 50 juta kaum muslimin, hampir 25% dari seluruh penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, bersatu dan yaqin akan kebenaran dari apa yang telah difirmankan Allah dan dicontohkan Rasul-Nya dalam membangun aqidah Islam, hukum-hukum Islam, pemerintahan Islam dan Daulah Islam Rasulullah, maka, Insya Allah, apa yang menjadi visi untuk membangun persatuan dengan berdasarkan keadilan, amanah dan untuk mencari keridhaan Allah SWT akan terlaksana.

Karena kalau hanya mengharapkan dan mengandalkan wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga MPR/DPR saja, saya pikir sampai kiamatpun tidak mungkin berhasil, apalagi kalau mereka masih tetap ingin dan senang berendam dalam air yang berbusa penuh pancasila. Tetapi tentu saja apabila Allah berkehendak lain, kita akan menyerah kepada apa yang Allah SWT putuskan.

Nah selanjutnya, yang kedua, yang saya tinjau dari sudut apa yang telah dideklarkan oleh Gus Dur sebelum terpilih menjadi Presiden Daulah Pancasila.

Untuk hal ini saya pernah menulis dalam tulisan "Gus Dur tetap maju, Habibie tetap waspada, Mega siap revolusi" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/991019.htm ). Dimana pernah saya mengungkapkan bahwa,

"Karena, apa yang dikatakannya, saya anggap sesuatu yang serius, karena nantinya sebagai seorang yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lembaga eksekutif, apa saja yang di-idekan dan dikeluarkan oleh pikirannya, semuanya akan menentukan garis kebijaksanaan politik kekuasaannya.

Apa sebenarnya yang menurut pemikiran saya sesuatu yang diharapkan bisa menyatukan kaum muslimin Indonesia dari buah pemikiran Capres yang ligat ini ?

1. Meningkatkan hubungan NU dan Muhammadiyah.
2. Posisi-posisi dalam kabinet yang cukup menentukan untuk masa depan kaum muslimin (seperti dalam bidang
Pendidikan Nasional, Menteri Agama, dan Menteri Luar Negeri) akan dipegang oleh orang-orang yang mengetahui
dan memahami agama (tentu saja yang dipilihnya dari NU).
3. Pencegahan disintegrasi bangsa.
4. Memecahkan masalah pangan.
5. Pembiayaan pusat dan daerah yang seimbang.
6. Meningkatkan ekspor pertanian.
7. Tidak terlalu tunduk pada IMF.
( http://www.detik.com/berita/199910/19991018-1950.htm ).
( http://www.dataphone.se/~ahmad/991019.htm ).

Nah, menurut saya, bisakah Gus Dur melaksanakan janji-janjinya tersebut. Dimana sudah barang tentu janji-janjinya tersebut itu sangat berat untuk dilaksanakan. Contohnya, untuk masalah pencegahan disintegrasi bangsa, (misalnya, saya ambil masalah Aceh, Ambon, Irian Jaya, Riau).

Kemudian masalah pangan, ini menyangkut masalah isi perut 207 juta rakyat Daulah Pancasila. Tanpa uang dan dana serta produksi jalan, ini tidak gampang.

Lalu masalah IMF juga, IMF yang merupakan tuan besar Penguasa Indonesia sejak lama, masih tetap ingin bercokol dan mengatur keadaan Daulah Pancasila.

Nah, itu baru secuil dari apa yang dijanjikan Gus Dur, belum lagi yang pernah dijanjikan Megawati. Tentang janji Megawati ini tidak saya sebutkan disini, tetapi sekilas bisa baca lagi isi pidato politik Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang diucapkannya pada tanggal 29 Juli 1999 di Kantor DPP PDI Perjuangan dalam tulisan, "Megawati: meningkatkan kualitas hidup umat Islam?" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/990802.htm ).

Nah terakhir, itulah jawaban saya kepada pertanyaan saudara Iin Nurhidayat, tentang Gus Dur menjadi Presiden Daulah Pancasila.

Adapun sedikit tambahan untuk masalah "PBB mendukung Habibi, ternyata apa yang terjadi di lapangan pendapat anda begitu keliru", saya dalam tulisan tersebut ( PBB+GOLKAR dukung Habibie, Gus Dur tak mundur , http://www.dataphone.se/~ahmad/991012.htm ) melihat bahwa "Nah, walaupun poros tengah hasil ciptaan Amien sudah kehilangan sebagian anggotanya, karena sebagian tokoh PBB, seperti Ahmad Sumargono, Ketua KISDI, yang juga anggota DPR dari PBB daerah pemilihan DKI Jakarta tanpa ketinggalan Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum PBB, berbelot ke BJ Habibie. Tetapi Gus Dur tetap menggeliat tidak terpengaruh oleh berkurangnya kekuatan poros tengah" (  http://www.dataphone.se/~ahmad/991012.htm ).

Nah akhirnya, Habibie mundur karena ditolak pidato pertanggungjawabannya oleh MPR, kemudian Yusril Ihza Mahendra memberanikan diri untuk mencalonkan sebagai capres (karena jagonya sudah mundur), tetapi ditarik kembali karena akan membuat suasana menjadi kacau, dan tentu saja hampir Mega tertawa besar dengan tampilnya Yusril Ihza Mahendra sebagai capres. Untung saja, Yusril sadar dan mau mendengar suara-suara yang datang dari luar dirinya, terutama dari pihak poros tengah dan Golkar.

Inilah sedikit jawaban saya untuk saudara Iin Nurhidayat.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se