Stockholm, 9 Nopember 1999

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

DIBALIK POLITIK DAGANG-ISRAEL-NYA GUS DUR
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Jawaban untuk saudara  Ifah Munasif (Indonesia) dan saudara Silo Wiyono (Indonesia).

Saudara Ifah Munasif dan saudara Silo Wiyono, keduanya dari Indonesia, mempunyai ganjalan hati yang sama terhadap kebijaksaan politik dagang-Israel-nya Gus Dur, yang diungkapkan dalam satu rumusan pertanyaan dan disampaikan langsung kepada saya.

PIKIRAN IFAH MUNASIF

"Assalamu alaikum wr. wb. Kepada Ikhwan Ahmad di bumi Allah. Alhamdulillah, saya mengucapkan puji syukur kpd Allah SWT karena ternyata masih ada juga orang yang diberi kekuatan untuk melaksanakan dakwahnya untuk menegakkan daulah Islam. Saya sering membaca ulasan-ulasan anda di IndoNews dan padhang-mbulan. Alhamdulillah, membaca ulasan anda membuat saya seperti membaca apa yang terlintas dalam lubuk hati dan fikiran saya. Sayangnya karena saya mempunyai keterbatasan-keterbatasan untuk mengartikulasikan hal-hal tsb.

Salah satu tujuan saya menulis surat ini adalah untuk memberikan dukungan kepada anda agar anda terus melanjutkan pekerjaan anda yang mulia, semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada orang-orang yang memperjuangkan kemurnian dien-Nya.

Selain itu, saya juga ingin menanyakan bagaimana tanggapan anda tentang sikap pemerintahan Pak Dur yg berniat untuk membuka hubungan dagang dengan Israel. Alasan yang mendasari pemikiran beliau secara garis besarnya adalah:

1. Bahwa perekonomian dunia di kuasai oleh Yahudi sehingga dengan membuka hubungan dagang dengan Israel, maka akan membantu Indonesia dalam melakukan lobby dengan pihak luar negeri.
2. Kemudian, selama ini Indonesia sudah melakukan hubungan dagang dengan pihak komunis yang tidak menyembah Tuhan. Kenapa dengan Israel yang menyembah Tuhan, tidak boleh?
3. Pembukaan hubungan tersebut hanya dalam masalah dagang dengan persyaratan yang di tentukan oleh pihak Indonesia dan bukan masalah politik.
4. Pembukaan hubungan tersebut mungkin akan membawa Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam pemecahan masalah Palestina. Sekian dulu perkenalan dan pertanyaan saya. Salam" (Ifah Munasif, 8 Nopember 1999).

PIKIRAN SILO WIYONO

"Assalamu'alaikum. wr wb, Salam sejahtera semoga Akhi Ahmad dan Keluarga dalam lindungan Alloh yang maha pengasih dan penyayang. Akhi Ahmad saya adalah salah satu dari sekian banyak anggota diskusi yang kurang begitu aktif, tapi Insya Alloh bagi saya tatanan kehidupan atau yang disebut Pemerintahan harus bersumber dengan Aqidah Islam yang telah diatur didalam Alqur'an dan Sabda Nabi Muhammad dan Ijma' para ulama adalah harga mati, dan Kita akan selalu akan memperjuangan akan tegaknya Hukum-hukum Alloh di muka bumi ini.

Akhi Ahmad ada satu yang ingin saya tanyakan kepada Akhi Ahmad, karena kekecewaan akan pemerintah Gus Dur yang akan membuka hubungan dagang dengan Zionis Israel yang telah nyata-nyata merebut tanah Umat Islam Palestina. Apa Sih untungnya dagang dengan Israel, saya kira cuma setali tiga uang "Dia akan dapat 100, kita akan dapat 10" apalagi mereka adalah bukan orang-orang yang bisa dipercaya. Akhi Ahmad mohon tangapannya "maunya Gus Dur itu apa sih ? Wassalam" (Silo Wiyono, 8 Nopember 1999).

Terimakasih saudara Ifah Munasif dan saudara Silo Wiyono atas doa dan pertanyaannya.

PERINGATAN TUHAN TIDAK DIJADIKAN DASAR POLITIK DAGANG-ISRAEL-NYA GUS DUR
 
Walaupun Tuhan telah menyatakan dalam firman-Nya "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu". (Al Baqarah, 2: 120). "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (Al Maaidah,5: 51). "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik..." (Al Maaidah,5: 82).

Ternyata, karena Presiden Gus Dur yang mendasarkan kebijaksanaan politik-dagang-Israel-nya bukan kepada apa yang telah diperingatkan Allah SWT diatas, walaupun Gus Dur adalah seorang muslim, tetapi kepada paham nasionalisme-kebangsaan, sebagaimana yang dipakai dan diterapkan di negara-negara Arab yang penduduknya mayoritas muslim, seperti Mesir, Syria, Irak, Maroko, Yordania, Palestina, Libya, Saudi Arabia, Tunis, Kuwait, Arab Emirat, Qatar, Oman, Yaman, Aljazair, Bahrain, maka kalau diakhir nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka jelas "Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong".

HUBUNGAN DAGANG-ISRAEL BERDASARKAN KEPADA NASIONALITAS DAN KEBANGSAAN
 
Jadi, bagi Gus Dur, politik dagang dengan Israel, bukanlah ditinjau dari segi apa yang telah diperingatkan Allah SWT diatas, melainkan dilihat dari segi nasionalisme dan kebangsaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama (Islam). Jadi Gus Dur siap berdagang dengan negara manapun, tanpa melihat paham dan ideologi yang dianut oleh negara tersebut.

Ini sesuai dengan alasan Gus Dur "Sebab itu tidak selayaknya kita mempersoalkan segala sesuatu dari sudut agama. Kepentingan nasional kita jauh lebih penting dari yang lain. Ada pun mengenai masalah agama itu sendiri, saya rasa, agama itu luas sekali. Sering agama dipersempit dengan mengedepankan penafsiran mereka sebagai kebenaran. Ini tidak boleh'' ujarnya. ( http://www.suarapembaruan.com/News/1999/11/071199/Nasional/na001/na001.html ).

Israel yang sekuler, yang cinta nasionalisme-kebangsaan, sudah tidak mengenal lagi peranan agama dalam negara, karena agama dianggap hanyalah urusan manusia dengan Tuhannya, tidak ada lagi hubungannya dengan politik, pemerintahan dan negara. Israel tidak ada bedanya dengan negara-negara sekuler barat lainnya.

Kebijaksanaan paham Israel ini sama dengan kebijaksanaan paham Gus Dur, agama tidak dicampurkan kedalam pemerintahan dan negara.

PERSATUAN ARAB BERDASARKAN KEBANGSAAN

Karena Palestina dibawah Yaser Arafat sudah berdamai dengan Israel yang didukung oleh Yordania dan Mesir, maka sebenarnya alasan Gus Dur untuk berdagang dengan Israel sambil menyelesaikan dan memecahkan masalah Palestina adalah tidak masuk akal.

Persatuan arab hanyalah didasarkan oleh kebangsaan Arab-nya, bukan oleh ukhuwah Islam dengan aqidah Islam yang menghormati agama lain. Karena itu, tali pengikat persatuan Arab ini tidak kuat, apalagi kalau masing-masing penguasa dan rakyat disetiap negara Arab tersebut lebih mementingkan kenasionalannya.

Karena itu, selama persatuan kaum arab didasarkan kepada kebangsaan dan nasionalitas, maka selama itu memberikan banyak keuntungan kepada Israel. Yang paling ditakuti Israel adalah apabila seluruh ummat muslim dan penguasanya yang ada di negara-negara Arab yang mayoritas penduduknya kaum muslimin memakai tali ikatakan persatuan dengan tali ukhuwah Islam dan aqidah Islam dengan menghormati agama lain.

PEREKONOMIAN YAHUDI TIDAK MENENTUKAN KEBIJAKSANAAN POLITIK SUATU NEGARA

Memang, dalam bidang ekonomi dan keuangan orang-orang Yahudi ini pegang peranan penting, tetapi tidak berarti dengan dipegangnya sektor ekonomi, keuangan dan industri oleh mereka dalam satu negara, automatis orang-orang Yahudi ini menentukan jalan kebijaksanaan politik dan pemerintahan dinegara tersebut.

Dua dinasti Yahudi (Walenberg dan Bonnier yang berdomisili di Swedia) memegang kekuasaan dalam sektor industri, media (tv, surat kabar), bank, publikasi, tetapi tidak banyak menentukan dalam kebijaksanaan politik, ekonomi dan keuangan pemerintah, karena mereka terbelenggu oleh peraturan dalam bidang perpajakan, monopol, kepegawaian, export, import, tanam modal, gaji dan yang paling penting untuk contoh di Indonesia adalah penyogokan dari pihak pengusaha kepada pihak penguasa untuk mendapatkan pasilitas dan kemudahan adalah hampir nol.

PARA MILYADER YAHUDI DI DUNIA, BUKAN PENGUASA ISRAEL YANG MENENTUKAN EKONOMI DAN KEUANGAN

Nah, kalau Gus Dur mengadakan hubungan dagang dengan Israel, maka aktor-aktornya adalah bukan mereka yang pegang pemerintahahan Israel, melainkan para milyader-milyader Yahudi yang bertebaran di seluruh dunia (termasuk dua dinasti Yahudi di Swedia) yang menguasai jalur dan arus keuangan dan industri, dari mulai perbankan sampai masalah industri ringan-berat. Dari mulai masalah informasi teknologi sampai masalah pertanian. Dari mulai masalah persenjataan ringan-berat sampai masalah perikanan.

Jadi, yang dikejar oleh para milyader Yahudi ini adalah keuntungan dan uang. Indonesia adalah merupakan pasar untuk hasil produksi industri milik Yahudi yang bertebaran di seluruh dunia. Penguasa Israel hanyalah melegalisasi saja.

Jadi, kalau maksud Gus Dur dengan dibukanya hubungan dagang dengan Israel, pemerintahan Israel dan para milyader Yahudi dan tokoh-tokoh Yahudi di Amerika dan di Eropa bisa membantu Indonesia untuk melobby anggota Kongres, Senat dan Presiden Amerika atau pemerintah negara lain agar memberikan bantuan dan perhatian kepada ekonomi Indonesia, maka itu suatu pemikiran yang walaupun tidak fatamorgana, tetapi itu terlalu muluk dan mengada-ada. Kecuali kalau para milyader Yahudi ini diberi kesempatan oleh Gus Dur untuk menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan Indonesia, membangun pabrik, menjual barangnya di Indonesia dan memainkan pasar uang.

USAHA BUKA HUBUNGAN DAGANG DENGAN ISRAEL SAMA DENGAN USAHA MENARIK PARA PENANAM MODAL CINA DI SINGAPORE

Ketika Presiden Gus Dur melakukan kunjungannya ke negara-negara di Asia Tenggara yang dimulai tanggal 5 Nopember yang lalu, di Singapore Gus Dur berusaha untuk meyakinkan para penanam modal asing untuk menanamkan kembali modalnya di Indonesia.

"The visit to Singapore, being the first stop of his Southeast Asian tour, is significant and is a very obvious move to try and convince foreign investors that Indonesia is open again to investments," said Sani Hamid, analyst with Standard and Poor's MMS here.

Sani said the market expected Wahid to use the forum to convince ethnic Indonesian Chinese tycoons who fled Indonesia when unrest was at its height to return with their money following the election of a new leadership.

It has been reported that Wahid has already received a commitment from tycoons that 16 billion US dollars in Indonesian funds parked in Singapore and other safe havens would flow back to Jakarta.

The tycoons have asked for security guarantees in return and the new president has agreed, according to Singapore's Business Times.

Senior Minister Lee Kuan Yew said Singapore would help the Indonesian economy by acting as a catalyst with initial investments that could hopefully trigger off investments from multinationals and other sources of funds". ( http://www.afp.com/ext/english/nst/indonesia/991105033514.0m5dsh08.html ).

KESIMPULAN

1. Presiden Gus Dur yang mendasarkan kebijaksanaan politik-dagang-Israel-nya bukan kepada apa yang telah diperingatkan Allah SWT diatas, walaupun Gus Dur adalah seorang muslim, tetapi kepada paham nasionalisme-kebangsaan, sebagaimana yang dipakai dan diterapkan di negara-negara Arab yang penduduknya mayoritas muslim.

2. Politik dagang dengan Israel, bukanlah ditinjau dari segi apa yang telah diperingatkan Allah SWT diatas, melainkan dilihat dari segi nasionalisme dan kebangsaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama (Islam). Jadi Gus Dur siap berdagang dengan negara manapun, tanpa melihat paham dan ideologi yang dianut oleh negara tersebut.

3. Kebijaksanaan paham Israel ini sama dengan kebijaksanaan paham Gus Dur, agama tidak dicampurkan kedalam pemerintahan dan negara.

4. Karena Palestina dibawah Yaser Arafat sudah berdamai dengan Israel yang didukung oleh Yordania dan Mesir, maka sebenarnya alasan Gus Dur untuk berdagang dengan Israel sambil menyelesaikan dan memecahkan masalah Palestina adalah tidak masuk akal.

5. Dalam bidang ekonomi dan keuangan orang-orang Yahudi ini pegang peranan penting, tetapi tidak berarti dengan dipegangnya sektor ekonomi, keuangan dan industri oleh mereka dalam satu negara, automatis orang-orang Yahudi ini menentukan jalan kebijaksanaan politik dan pemerintahan dinegara tersebut.

6. Yang dikejar oleh para milyader Yahudi ini adalah keuntungan dan uang. Indonesia adalah merupakan pasar untuk hasil produksi industri milik Yahudi yang bertebaran di seluruh dunia. Penguasa Israel hanyalah melegalisasi saja.

7. Usaha buka hubungan dagang dengan Israel sama dengan usaha menarik kembali para penanam modal asing Cina di Singapore.

Inilah sedikit jawaban saya untuk saudara Ifah Munasif (Indonesia) dan saudara Silo Wiyono (Indonesia).

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se